Mohon tunggu...
Nurzen Maulana
Nurzen Maulana Mohon Tunggu... Seorang agronomist

Seorang agronomis yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Panggilan Tanah: Menemukan Hidup di Ladang

10 Oktober 2025   09:30 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Foto oleh Photo By: Kaboompics.com: pexels.com

Duh, di tengah ramainya kota dan sibuknya scroll HP, rasanya kok ada yang kurang ya? Kayak hilang arah gitu! Nah, kekosongan itu, lho, yang muncul di antara kecanggihan teknologi dan hidup yang serba cepat, mungkin banget jawabannya ada di tempat yang paling simple: ladang!

Ladang itu bukan cuma tempat buat nanam padi atau sayur. Ia adalah simbol semangat, kerja keras, dan warisan budaya kita. Esai ini akan ajak kita ngobrol santai kenapa "panggilan tanah" ini penting banget. Ladang itu ternyata sekolah kehidupan, penempa jati diri, dan obat penenang jiwa. Yuk, kita lihat kenapa tanah masih punya peran super penting buat bikin hidup kita bermakna!

Ladang: Bukan Cuma Soal Duit

Oke, kita lihat angka-angka resminya dari BPS (Badan Pusat Statistik). Sektor ini tuh penting banget, menyerap sekitar 27% tenaga kerja nasional dan menyumbang 13% PDB kita! Gede kan? Buat negara, ini tulang punggung ekonomi.

Tapi buat para petani kecil di desa-desa Jawa, ladang itu ibarat "ATM" keluarga sekaligus jaminan makan hari ini. Mereka pakai cara-cara yang bijak banget, lho, biar alam tetap terjaga, seperti metode pertanian berkelanjutan. 

Coba lihat di Bantul, Yogyakarta, program pertanian organik mereka keren! Petani nggak cuma dapat tanah yang sehat, tapi penghasilan juga naik sampai 30%. Itu kan kemenangan kecil yang membawa senyum dan harapan besar! Ladang itu ngajarin kita: kalau sabar dan penuh cinta, panen pasti datang!

Jati Diri dan Ritual yang Keren

Hubungan kita sama ladang itu nggak cuma urusan perut, tapi udah nyambung banget sama darah dan identitas budaya kita! Tradisi di ladang adalah warisan yang tak ternilai harganya.

Contoh paling keren? Sistem Subak di Bali! Subak bukan sekadar cara ngatur air yang pintar, tapi juga filosofi hidup. Ngajarin kita buat gotong royong (itu nilai sosial yang kuat!) dan anggap air itu anugerah suci (Tri Hita Karana). Pas musim panen raya? Wah, itu kayak pesta besar! Panen itu dirayakan dengan upacara adat sebagai ungkapan syukur. Ini menunjukkan kalau ladang itu sudah jadi bagian utuh dari kehidupan sosial dan spiritual kita. Asyik, kan?

Bertani, Belajar Menjaga Bumi

Tinggal atau bekerja di ladang itu artinya kita dapat kursus alam gratis! Kita belajar: kalau mau mengambil, harus imbangin dengan memberi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun