Gula sering dianggap sebagai simbol kebahagiaan, tapi di balik rasanya yang manis tersembunyi ancaman besar bagi kesehatan. Inilah saatnya kita lebih sadar bahwa diabetes bukan sekadar penyakit, melainkan gaya hidup yang bisa diubah sejak dini.
Â
Gula selalu identik dengan kebahagiaan --- ulang tahun, pesta, hingga secangkir kopi susu di pagi hari. Tapi siapa sangka, di balik rasa manis itu tersembunyi ancaman serius: diabetes mellitus, penyakit yang kini menjadi salah satu pembunuh senyap di Indonesia.
Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Ironisnya, sebagian besar bukan karena faktor keturunan, tapi karena gaya hidup modern: kurang aktivitas fisik, pola makan tinggi gula, dan stres yang tak terkendali.
Kita terbiasa membeli minuman manis setiap hari tanpa sadar bahwa tubuh punya batas dalam mengolah gula. Akibatnya, kadar gula darah meningkat dan perlahan merusak organ tubuh seperti ginjal, jantung, bahkan mata.
Yang lebih menyedihkan, banyak penderita baru menyadari penyakitnya setelah komplikasi muncul.
Namun, kabar baiknya: diabetes bisa dicegah dan dikendalikan.
Mulailah dengan langkah sederhana --- kurangi minuman bergula, perbanyak air putih, rutin bergerak minimal 30 menit setiap hari, dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tidak perlu langsung sempurna; perubahan kecil yang dilakukan dengan konsisten jauh lebih berarti.Saya percaya, kebahagiaan sejati bukan berasal dari rasa manis di lidah, tetapi dari tubuh yang sehat dan kuat. Mari belajar mencintai diri sendiri dengan memilih gaya hidup yang lebih seimbang. Karena tubuh kita adalah rumah yang tidak bisaÂ
ula adalah zat yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Ia hadir dalam teh manis di pagi hari, kue ulang tahun, minuman bersoda, bahkan dalam makanan olahan yang tidak terasa manis sekalipun. Kita menyambutnya dengan senyum, tanpa menyadari bahwa setiap gram yang berlebih adalah langkah kecil menuju penyakit yang besar.
Secara biologis, tubuh memang membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama. Namun, ketika asupan gula melebihi kebutuhan tubuh, maka sistem metabolisme mulai terganggu. Pankreas dipaksa bekerja ekstra untuk menghasilkan insulin, hormon yang bertugas mengatur kadar gula darah. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, tubuh bisa mengalami resistensi insulin, yang menjadi awal dari diabetes melitus tipe 2.