Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan KKN, mahasiswa diharapkan tidak hanya memperoleh ilmu dari bangku perkuliahan, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata dan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat.
KKN Mandiri yang dilaksanakan di Desa Sengkati Baru dan MIN 3 Batanghari bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan, serta pemberdayaan anak-anak. Selama enam minggu, berbagai program kerja dijalankan dengan melibatkan siswa, guru, perangkat desa, dan masyarakat sekitar.
Kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya terbatas pada mendukung pembelajaran di sekolah, melainkan juga mencakup kegiatan keagamaan seperti yasinan, kegiatan sosial seperti musyawarah dusun, serta pelestarian budaya daerah melalui tari sekapur sirih. Selain itu, mahasiswa juga ikut berkontribusi dalam bidang kesehatan dengan mengadakan sosialisasi kesehatan gigi, serta bidang olahraga dan seni dengan mengadakan perlombaan pada minggu terakhir.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan program KKN ini dapat memberikan dampak positif, baik bagi masyarakat maupun mahasiswa itu sendiri, yang mendapatkan pengalaman langsung berinteraksi dengan masyarakat dan menghadapi berbagai dinamika sosial di lapangan.
Minggu Pertama: Pengenalan dan Penyesuaian Lingkungan
Minggu pertama KKN diawali dengan kegiatan administratif berupa pengantaran surat ke MIN 3 Batanghari dan Kantor Desa Sengkati Baru. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan diri sekaligus menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dan perangkat desa sebagai mitra utama dalam pelaksanaan program kerja.
Selain itu, mahasiswa mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar melalui keterlibatan dalam kegiatan yasinan ibu-ibu di Desa Sengkati Baru serta yasinan rutin setiap Jumat di MIN 3 Batanghari. Kegiatan keagamaan ini menjadi media penting dalam mempererat hubungan emosional antara mahasiswa dan masyarakat. Melalui yasinan, mahasiswa belajar memahami tradisi keagamaan lokal serta turut serta dalam membangun kehidupan spiritual masyarakat.
Kegiatan rutin ini berlangsung sejak minggu pertama hingga minggu keenam, menunjukkan konsistensi mahasiswa dalam mendukung kegiatan sosial-keagamaan yang telah menjadi budaya di desa maupun sekolah.
yasinan ibu-ibu desa Sengkati baru
Minggu Kedua: Awal Pembelajaran dan MPLS Siswa Baru