Lihat ke Halaman Asli

care to grow

Trainer dan hipnoterapis

Emosi Itu Data, Bukan Dosa

Diperbarui: 16 Mei 2025   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover buku Emosi Bukan Musuh, B3lajar Merasa Tanpa Tenggelam https://lynk.id/beatrest

"Aku terlalu emosian, maaf ya."

Pernah dengar kalimat itu? Atau mungkin kamu sendiri yang sering mengatakannya.

Di masyarakat kita, emosi sering dianggap sebagai kesalahan. Kita dibesarkan untuk percaya bahwa semakin sedikit kamu menunjukkan perasaan, semakin dewasa kamu. Padahal, dewasa itu bukan tentang menekan emosi---tapi tentang tahu cara memahaminya.

Bayangkan kamu sedang nyetir, dan tiba-tiba dashboard mobilmu menyala: "Check Engine."

Apa yang kamu lakukan?

A. Panik, lalu kamu matikan lampu indikator pakai lakban.

B. Pura-pura nggak lihat dan terus jalan.

C. Berhenti sebentar, cek kondisi mobil, dan cari tahu apa yang salah.

Sayangnya, kebanyakan dari kita memperlakukan emosi seperti opsi A atau B. Kita menekan, mengabaikan, atau malah merasa bersalah karena merasakan sesuatu. Padahal, emosi seperti dashboard mobil: mereka tidak ada untuk menghancurkan kita, tapi untuk memberitahu kita ada sesuatu yang perlu diperhatikan

Marah bisa jadi tanda bahwa batasmu dilanggar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline