Bangkok - Pertempuran fisik di perbatasan Thailand-Kamboja telah berakhir sejak gencatan senjata tak bersyarat diberlakukan pada 28 Juli lalu, namun kedua negara tetangga ini kini terlibat dalam pertarungan baru yang tidak kalah sengitnya: perang informasi.
Kamboja Unggul dalam Diplomasi Digital
Pengamat media Thailand mengakui bahwa negara mereka sedang berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam pertempuran narasi publik. Clare Patchimanon, seorang analis media, menyebut Kamboja tampak "lebih lincah, lebih tegas, dan lebih melek media" dalam menyampaikan pesannya kepada dunia.
Kamboja, di bawah arahan mantan pemimpin Hun Sen yang masih berpengaruh kuat, telah melancarkan kampanye media sosial yang agresif. Hun Sen secara rutin memposting tuduhan dalam bahasa Khmer dan Inggris di akun Facebook pribadinya, lengkap dengan foto dirinya dalam seragam militer dan peta-peta strategis.
Sebaliknya, respons Thailand cenderung berupa pernyataan resmi yang kering dan statistik, yang berasal dari berbagai sumber tidak terkoordinasi - mulai dari militer, pemerintah daerah, hingga kementerian luar negeri.
Disinformasi dan Tuduhan Palsu
Kampanye informasi Kamboja tidak selalu akurat. Mereka pernah mengklaim jet tempur F-16 Thailand ditembak jatuh dengan mengunggah foto pesawat terbakar yang ternyata berasal dari Ukraina. Tuduhan penggunaan gas beracun oleh Thailand juga disertai gambar pesawat pemadam kebakaran yang menjatuhkan cairan merah muda di California.
Russ Jalichandra, Wakil Menteri Luar Negeri Thailand, mengakui kesulitan negaranya menghadapi taktik semacam ini. "Yang kami sampaikan harus kredibel dan dapat dibuktikan. Itulah satu-satunya senjata yang bisa kami gunakan, meski terkadang tampak tidak cukup cepat," katanya kepada BBC.
Krisis Politik Internal Thailand
Situasi diperburuk oleh kebocoran percakapan telepon antara Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dengan Hun Sen pada Juni lalu. Dalam pembicaraan itu, Paetongtarn mengeluh bahwa jenderal militer Thailand yang memimpin pasukan perbatasan menentangnya.