Lihat ke Halaman Asli

Berliani Warsah

24107030143

Thr, Tiktok, Dan Lebaran Di Kost

Diperbarui: 17 April 2025   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto:keluarga seleb tiktok nanda arsyinta(sumber:akun tiktok Nanda Arsyinta))

Lebaran tahun ini... agak beda buatku. Nggak ada suara takbir dari masjid kampung, nggak ada bau rendang yang nyangkut di dapur sejak subuh, dan yang paling terasa... nggak ada pelukan dari ibu. Aku nggak mudik. Bukan karena nggak pengen, tapi ada aja alasannya. Ujung-ujungnya, aku ngerayain Lebaran di kos. Sendiri. Sepi.

Pagi itu, aku bangun bukan karena suara alarm atau panggilan sahur, tapi karena notifikasi TikTok yang bunyinya nggak berhenti. Aku scroll iseng sambil selonjoran di kasur. Timeline penuh sama satu hal: tarian THR. Rame banget! Dari keluarga besar, anak pesantren, sampe geng komplek emak-emak, semua joget. Gerakannya lucu: kanan-kiri, lompat-lompat kecil, terus maju mundur dikit. Di akhir, ada yang nyodorin amplop THR sambil senyum lebar.

Aku senyum-senyum sendiri. Ternyata, orang Indonesia emang jagonya bikin suasana. Cuma dari joget bareng dan amplop, bisa jadi hangat gitu. Padahal aku cuma nonton, tapi berasa kayak ikutan nimbrung. Ada satu video yang bener-bener bikin aku ngakak kakek-kakek yang joget setengah niat, tapi tetap dapet THR dari cucunya. Netizen pun auto komen: "Yang penting usaha, Kek!"

(Foto:Tarian Yahudi(Sumber:akun tiktok MEDIA PUBLIC))

Tapi nggak semua komentar se-positif itu. Di tengah tawa-tawa, aku nemu juga yang bilang:

"Itu tuh tarian Yahudi, hati-hati!" "Banyak yang nggak sadar, tapi itu ada unsur ritual agama lain." "Ini tuh bukan budaya kita."

Aku jadi agak mikir. Emang iya? Ini beneran tarian Yahudi?

Aku bukannya langsung percaya. Tapi juga nggak mau asal ikutan tren. Jadi aku cari tahu. Dari beberapa thread, artikel, bahkan video lama yang muncul di YouTube, ternyata gerakan viral itu sebenernya berasal dari tarian rakyat Finlandia tahun 1960-an, namanya Letkajenkka. Lalu menyebar ke Amerika, dikenal juga sebagai Bunny Hop. Bahkan di Arab Saudi sempat viral juga tahun 2014, dan sempat dianggap menyinggung karena dikira tarian Yahudi.

Tapi bener nggak sih ini tarian ritual Yahudi? Nah, di sinilah yang menarik. Emang ada satu tarian tradisional Yahudi, namanya Hora, yang gerakannya mirip: barisan, lompat kecil, dan bergerak seirama. Tapi tujuan dan konteksnya beda banget. Tarian itu dipakai buat merayakan kebahagiaan di acara pernikahan atau perayaan. Bukan ritual keagamaan.

Jadi bisa dibilang, tarian yang viral ini bukan murni dari satu budaya aja. Lebih kayak hasil remix global: dari tarian rakyat, jadi tren digital. Dan ketika masuk ke Indonesia, ya... kita kasih bumbu sendiri: dibikin buat lebaran, pakai baju koko, sarung, dan tentu aja, THR.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline