Lihat ke Halaman Asli

Benny Eko Supriyanto

TERVERIFIKASI

Aparatur Sipil Negara (ASN)

THE SERIES 4: QRIS untuk Negeri: Uang Negara, Transaksi Rakyat, Jejak Digital hingga Pelosok Negeri

Diperbarui: 20 Mei 2025   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: QRIS hadir di belanja negara, dorong efisiensi hingga pelosok dengan jejak digital yang transparan dan inklusif (Foto: https://qris.interactive.co.id)

THE SERIES 4  : DIGITALISASI PEMBAYARAN BELANJA NEGARA

QRIS untuk Negeri: Mendorong Efisiensi Belanja Negara hingga ke Pelosok Desa 

Di era digital seperti sekarang, geliat transformasi tak hanya terasa di kota besar atau pusat-pusat bisnis. Inovasi teknologi perlahan menyusup hingga ke lini paling ujung dari sistem pemerintahan---menyentuh sektor yang selama ini dianggap konvensional, seperti pengelolaan belanja negara. Salah satu inovasi yang kini menjadi pionir dalam akselerasi pembayaran belanja negara adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Kita mengenal QRIS sebagai alat pembayaran non-tunai di warung, kedai kopi, atau toko ritel. Tapi kini, QRIS juga mulai digunakan untuk membayar honor narasumber kegiatan pelatihan, belanja barang operasional, hingga penyaluran bantuan sosial langsung dari kas negara. Yang menarik, semua ini tidak lagi terbatas di ibu kota atau kota-kota besar, tetapi mulai menjangkau pelosok desa, bahkan wilayah 3T---Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

QRIS, Dari Ruang Retail ke Ruang APBN

Penggunaan QRIS dalam belanja negara bukan sekadar substitusi metode pembayaran. Ini adalah lompatan besar dalam reformasi keuangan publik. Pemerintah Indonesia melalui sinergi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan pelaku industri pembayaran digital kini membuka ruang bagi digitalisasi transaksi keuangan negara hingga ke lini paling bawah.

Bendahara pengeluaran satuan kerja di daerah kini bisa membayar belanja operasional dengan lebih praktis dan aman. Misalnya, ketika membeli alat tulis kantor dari warung setempat, bendahara cukup memindai QRIS dan dana langsung terpotong dari saldo yang tersedia. Tidak perlu lagi membawa uang tunai, mencari kembalian, atau membuat bukti pembayaran manual yang berlapis-lapis.

Bayangkan pula skenario kegiatan pelatihan literasi keuangan di sebuah desa perbatasan. Narasumber lokal yang diundang dibayar honornya lewat QRIS. Ia tinggal menunjukkan QR dari aplikasi dompet digital atau versi cetaknya, lalu dana ditransfer langsung ke akun yang bersangkutan. Tidak ada amplop, tidak ada kekhawatiran uang hilang, dan yang paling penting: jejak digitalnya terekam secara otomatis dan rapi.

Efisiensi yang Nyata: Waktu, Biaya, dan Energi

Salah satu keunggulan utama QRIS dalam konteks belanja negara adalah efisiensi biaya transaksi. Biaya administrasi yang sebelumnya dikeluarkan untuk transfer antarbank, cetak bukti, atau pengiriman uang fisik kini bisa ditekan secara signifikan. Menurut data dari Bank Indonesia, biaya transaksi menggunakan QRIS rata-rata lebih rendah dibanding metode pembayaran digital konvensional lainnya.

Di sisi waktu, kecepatan pembayaran yang real-time juga berdampak positif terhadap percepatan realisasi anggaran. Ini sangat penting mengingat banyak satuan kerja di daerah yang berpacu dengan waktu untuk merealisasikan anggaran sesuai tenggat waktu. QRIS menjawab kebutuhan tersebut dengan kemudahan dan kecepatan transaksi---bahkan di wilayah dengan infrastruktur terbatas sekalipun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline