Hujan deras di tengah musim panas Beijing tentunya membawa sedikit kebahagiaan.
Hari Minggu kali ini memang sudah diniatkan untuk beribadah di gereja yang didirikan oleh para misionaris Jesuit dari Perancis, dikenal juga sebagai Gereja Beitang, terletak di Distrik Xichen.
Karena mengejar waktu untuk misa bahasa Inggris jam 11 pagi, kali ini saya menggunakan layanan taksi Didi yang mengantarkan langsung ke depan gerbang gereja yang penuh sejarah panjang, berdiri cantik dengan desain gotik dengan warna putih.
Pada awalnya, tanah untuk pembangunan gereja dihibahkan di Distrik Chaoyang (1693) oleh Kaisar Kangsi dari Dinasti Qin, sebagai ucapan terima kasih Kaisar karena keahlian medis dua orang pastor dari Jesuit yang telah menyembuhkan penyakit yang diderita oleh Kaisar.
Pada tahun 1886, lokasi tanah gereja direlokasi ke Distrik Xishiku oleh Kaisar Guangxu, dan pembangunan gereja diawasi dan dirancang oleh Uskup Lazarist Pierre Marie Alphonse Favier.
Dua gazebo bergaya Tiongkok berdiri di dua sisi gereja, sungguh perpaduan gaya Eropa dan Tiongkok yang cantik.
Interior dalam gereja didesain pada tahun 1909 oleh Alphonse Ferdric De Moerloose, misionaris dan arsitek Belgia, mirip interior Gereja Katedral Jakarta, namun dengan pilihan warna yang lebih berani.
Gedung pastoral dan sekretariat dan pagar gereja kental dengan arsitektur Tiongkok.