Lihat ke Halaman Asli

Bambang Trim

TERVERIFIKASI

Pendiri Penulis Pro Indonesia

Mengenal Lebih Jauh tentang Ghost Writer

Diperbarui: 20 Agustus 2017   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saat membaca judul artikel berjudul "Berani Menekuni Profesi "Ghost Writer"? karya Rachmah Dewi, saya langsung tertarik. Pasalnya, profesi yang dibahas Rachmah itu sudah saya tekuni sejak lama dengan melakoni diri sebagai penulis jasa (writerpreneur). Saya juga pernah menulis beberapa topik terkait ghost writer di situs Manistebu.com. Tulisan ini hendak memperkaya dan memperdalam apa yang ditulis Rachmah.

Di dalam dunia tulis-menulis memang ada dua istilah yaitu pengarang (author) dan penulis (writer). Ada beberapa pendapat tentang perbedaan sebutan itu di antaranya pengarang diposisikan sebagai pemilik gagasan atau pemilik otoritas terhadap karyanya, sedangkan penulis lebih pada pekerja mekanis yang memiliki keterampilan menata kata-kata. Pengarang belum tentu penulis dan sebaliknya, penulis belum tentu seorang pengarang. Ada juga yang menggunakan istilah pengarang untuk padanan pembuat karya fiksi, sedangkan penulis untuk karya nonfiksi. Contohnya, penulis buku pelajaran tidak disebut pengarang.

Satu lagi, ada yang menyebut pengarang bersifat self-oriented dan cenderung dengan egonya ia tidak mau berkarya atas desakan tren dan pasar. Contoh pengarang adalah J.K. Rowling yang berkarya berdasarkan kehendaknya. Pembeda dengan penulis adalah penulis bersifat market oriented yang menulis berdasarkan keinginan dan kebutuhan pasar atau masyarakat pembaca. Contoh tokoh penulis adalah William Zinsser, penulis buku legendaris On Writing Well. Jadi, ghost writer digolongkan sebagai penulis.

Profesi ghost writer (GW) sudah lama dikenal juga di Indonesia. Padanannya pada masa dulu disebut 'penulis siluman'. Istilah itu masih tercantum di KBBI. Penyebutan GW tersebab posisi penulis di sini sering tidak disebutkan meskipun beberapanya disebutkan. Pemilik gagasan tetap adalah pengarang, sedangkan GW hanya membantu menuliskan. GW membuat perjanjian khusus dengan si empunya gagasan alias pengarang dan menulis berdasarkan pemikiran, bahkan gaya tuturan pengarang.

Banyak sastrawan atau tokoh penulis yang melakoni profesi GW sejak dulu. Salah seorang tokoh yang terkenal sebagai spesialis biografi adalah Ramadhan Karta Hadimadja (ayahnya Gilang Ramadhan). Karya terkenalnya adalah biografi Soeharto. 

Ada beberapa orang mempersepsikan GW ini pekerjaan terlarang. Mengapa? Karena mereka menganggap orang yang menerima pesanan membuatkan skripsi, tesis, disertasi, atau artikel opini di sebuah media massa sebagai GW. Itu bukan GW, melainkan penulis calo. GW tidak pernah menulis dengan pikirannya atau memproduksi tulisan seperti produk setengah jadi atau siap jadi yang dijual layaknya barang di minimarket--yang memerlukan tinggal memilih. GW bekerja dengan dasar profesionalitas membantu siapa pun yang punya gagasan, tetapi tidak mampu menuliskannya karena alasan waktu atau alasan memang tidak dapat menulis.

Mereka yang melakoni diri sebagai GW biasanya adalah wartawan senior atau penulis yang sudah berpengalaman. Ranah tulis-menulis yang dimasuki biasanya adalah ranah faksi, yaitu biografi, autobiografi, dan memoar. Selain itu, ada pula buku-buku pemikiran dalam bentuk nonfiksi yang di-GW-kan. Pengguna GW dapat saja perseorangan (artis, tokoh, profesional, dll.) atau institusi/lembaga. Seperti disebutkan sebelumnya, umumnya GW bersepakat untuk menyembunyikan identitasnya di suatu karya. Namun, ada juga yang tetap disebutkan seperti halnya Mbak AE (Alberthiene Endah) yang namanya selalu muncul di kover buku. Penyebutan nama GW ataupun profesi yang sejenis yaitu co-writer (CW) bergantung pada posisi tawar dengan klien penulisan. Terkadang karena nama GW juga sudah menjadi merek yang kuat dan menjual, malah klien meminta nama GW dicantumkan. Saya sendiri kadang melabeli diri saya sebagai editor untuk tetap mencantumkan kredit atas nama saya di suatu karya.

Pasar ghost writing memang menggiurkan dari nilainya ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah. Ranah penulisan yang dimasuki juga sebenarnya bukan hanya buku. Sebagai contoh, saya pernah membantu seorang ayah untuk menuliskan sebuah surat berisikan nasihat kepada anaknya yang sedang kuliah di luar negeri. Ini juga pekerjaan GW. Saya juga pernah membantu membuatkan puisi ucapan ulang tahun untuk pacar seorang teman atas permintaannya. Ia membayar saya dengan sebatang cokelat "ratu perak".  

Herman Holtz, penulis kawakan yang berkiprah di bisnis jasa penulisan membenarkan hal itu bahwa penulis terkadang mendapatkan order yang remeh temeh. Holtz sendiri mengambil spesialisasi penyusunan proposal dan studi kelayakan bidang teknik. Holtz sering mendapatkan permintaan menulis yang remeh temeh, termasuk surat pribadi. Ia mengatakan sebagai penulis jasa harus fleksibel juga menerima pekerjaan sepanjang sang GW mampu melakukannya.

Jadi, ada GW yang memilih jalan generalis dan ada pula yang spesialis. Saya termasuk generalis karena dapat berada di wilayah fiksi, nonfiksi, dan faksi (gabungan fakta dan kisah). Dulu saya berpendapat bahwa GW tidak dapat berada di wilayah fiksi, tetapi seiring dengan pengalaman saya memenuhi permintaan klien akhirnya mendapat juga order menulis novel berbasis kisah nyata sang tokoh. Novel begini kadang diistilahkan nonfiction novel. Namun, jika seseorang merasa memiliki ide novel, lalu meminta GW menuliskannya, ini yang tidak relevan dilakukan karena justru GW-lah yang akan berperan mengolah unsur novel (penokohan, perwatakan, latar, dan alur), sedangkan yang punya gagasan tidak akan mampu berbuat apa-apa. Kecuali, cerita menarik berikut ini ....

Ada kisah menarik seorang Edward Stratemeyer. Tokoh ini disebut sebagai perintis book packager di Amerika. Book packager adalah satu jenis usaha writerpreneur yaitu penulis menghasilkan buku siap cetak untuk ditawarkan ke penerbit, lengkap dengan desain isi dan desain kover. Anda dapat melihat usaha seperti ini dijalankan oleh Miles & Kelly untuk buku-buku referensi anak. Nah, Pak Edward itu menulis novel serial terkenal berkisah tentang detektif wanita bernama Nancy Drew (kalau tidak salah, novel ini diterjemahkan juga oleh Gramedia). Novel seri Nancy Drew mendapat sambutan hangat dan serialnya selalu ditunggu sehingga penerbit memberi target kepada Pak Edward. Alhasil, demi memenuhi target kuantitas, Pak Edward merekrut beberapa GW untuk membantunya. Hebatnya, semua GW itu dapat menulis Nancy Drew dengan gaya yang sama dan kualitas yang sama. Ini contoh GW di bidang fiksi dalam menulis novel serial. Ya, mungkin saja seseorang direkrut menjadi GW untuk melanjutkan novel serial, misalnya karena penulis aslinya sudah meninggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline