Lihat ke Halaman Asli

Azhar masruri

Saya mahasiswa uin sunan kalijaga

Erosi Budaya Lokal Akibat Dominasi Budaya Barat

Diperbarui: 20 September 2024   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bernando J Sujibto dalam kompasiana / tangkapan layar pribadi

Erosi budaya lokal di era globalisasi

Perkembangan globalisasi yang pesat telah membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk budaya. Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, tidak luput dari pengaruh arus globalisasi ini. Salah satu fenomena yang semakin mengkhawatirkan adalah erosi budaya lokal akibat dominasi budaya Barat.

Dalam esai ini, saya akan mengkaji lebih dalam bagaimana budaya Barat secara perlahan menggeser Erosi Budaya Lokal di Era Globalisasi budaya lokal di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda. Fenomena ini terlihat jelas dalam penggunaan bahasa sehari-hari, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.

Dominasi Bahasa Asing di Ruang Publik

Salah satu indikator kuat dari pengaruh budaya Barat adalah semakin maraknya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, di ruang publik. Toko-toko modern, kafe, dan berbagai jenis usaha lainnya, sekarang lebih sering menggunakan bahasa Inggris dalam promosi dan pelayanan mereka. Fenomena ini dianggap sebagai upaya untuk menarik minat konsumen, terutama generasi muda yang dianggap lebih modern.

Penggunaan bahasa Inggris yang berlebihan ini tidak hanya terjadi di pusat-pusat perbelanjaan besar, tetapi juga merambah di kehidupan sehari-hari. Bahasa Inggris menjadi semacam simbol status sosial dan kecanggihan. Akibatnya, bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang baik dan benar justru terpinggirkan.

Indonenglish: Percampuran Bahasa yang Menimbulkan Dilema

Munculnya istilah "Indonenglish" menggambarkan bagaimana bahasa Inggris bercampur dengan bahasa Indonesia dalam bentuk yang unik. Di satu sisi, penggunaan Indonenglish dapat dianggap sebagai bentuk kreativitas dan adaptasi bahasa terhadap perkembangan zaman. Namun, di sisi sisi lain, penggunaan Indonenglish yang berlebihan dapat mengaburkan batas antara kedua bahasa dan merusak keindahan bahasa Indonesia.

Gen Z, yang tumbuh di era digital, menjadi kelompok yang paling banyak menggunakan Indonenglish. Mereka terpapar oleh berbagai konten media sosial yang menggunakan bahasa campuran ini. Meskipun terlihat keren dan kekinian, penggunaan Indonenglish secara terus-menerus dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia dan mempersempit wawasan bahasa.

Dampak Negatif Erosi Budaya Lokal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline