Lihat ke Halaman Asli

Ardalena Romantika

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Sudahi Stigmatisasi "Janda Lebih Menggoda" Itu dari Sekarang!

Diperbarui: 11 Januari 2021   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi stimatisasi pada perempuan. (Sumber: KOMPAS/TOTO SIHONO)

Ungkapan "Perawan memang menawan, tapi janda lebih menggoda" tentu tidak asing lagi di telinga kita. Akibat ungkapan yang tidak jelas asal-usulnya itu, banyak meme dan guyonan yang dilontarkan di media sosial yang berujung pada stigma negatif terhadap janda. 

Bahkan tak jarang, janda diasosiasikan pada hal-hal yang bersifat tidak senonoh, contohnya dalam ungkapan "Goyangan janda lebih menggoda." 

Lebih parah lagi, banyak dijumpai lagu maupun film yang sengaja menunjukkan daya tarik seksual para janda, dan hal ini justru dianggap menarik oleh Sebagian masyarakat. 

Perlu diperhatikan betul, bahwa ungkapan "Janda lebih menggoda" sama sekali bukan merupakan pujian maupun apresiasi terhadap janda. 

Bahkan meskipun ditujukan untuk candaan semata, ungkapan-ungkapan semacam ini menimbulkan efek negatif bagi kehidupan para janda dan anak-anaknya. Oleh karenanya, dapat kita katakan bahwa ungkapan "Janda lebih menggoda" adalah suatu guyonan yang tidak bertanggung jawab.

Ada banyak faktor yang membuat wanita menjadi janda, diantaranya adalah karena kematian pasangannya dan karena perceraian. 

Status janda yang didapat melalui perceraian biasanya didahului dengan perjuangan panjang untuk mempertahankan rumah tangga, dimana seringkali perempuan menjadi korban perselingkuhan, kekerasan, dan melalui hari-hari yang sulit akibat oknum suami yang tidak bertanggung jawab. 

Apalagi dalam kasus perceraian, biasanya seorang janda akan segera menjadi ibu tunggal karena hak asuh anak lebih lazim jatuh kepada ibunya. Kecuali apabila pengasuhan ibu dikhawatirkan merugikan anak atau anak telah cukup umur untuk memilih akan tinggal bersama ayah atau ibunya. 

Tak berbeda jauh dari status janda yang didapat akibat perceraian, status janda akibat kematian sama pedihnya. Secara otomatis, seorang janda harus mengemban tanggung jawab atas anak-anaknya dengan porsi yang lebih besar, bahkan terkadang harus diemban seorang diri. 

Menjadi seorang ibu tunggal bukanlah hal yang mudah. Berperan seorang diri sebagai pencari nafkah, pendidik bagi anak-anaknya, dan pengurus rumah tangga adalah sesuatu yang selayaknya diapresiasi setinggi-tingginya. 

Sayangnya di era sekarang ini, istilah "janda" justru sering dilabeli negatif. Barangkali karena masyarakat kita masih berpikiran bahwa perempuan yang baik dan sempurna adalah perempuan yang menjadi istri dan memiliki anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline