Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Suami Jadi Bapak Rumah Tangga, Kamu Mau?

9 Oktober 2025   17:06 Diperbarui: 9 Oktober 2025   17:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A Treatise on The Family. Gary S. Becker. Suami Jadi Bapak Rumah Tangga, Kamu Mau? Sumber Foto: Buku.

Membaca topik pilihan Kompasiana “Menjadi Bapak Rumah Tangga, Bagaimana Rasanya?”, mengingatkan saya pada buku Gary S. Becker, “A Treatise on The Family”.

Dalam buku yang sangat monumental tersebut Becker, peraih Nobel Ekonomi, menggunakan teori ekonomi untuk menganalisis institusi keluarga. Menurutnya, keluarga bukanlah hanya sekedar sebuah unit soisal, tapi lebih dari itu adalah unit produksi kecil yang rasional. Oleh karena menjadi suatu unit produksi layaknya suatu Strategic Business Unit (SBU), maka apapun keputusan yang dilakukan di dalam keluarga haruslah berujung pada upaya maksimalisasi kesejahteraan bagi anggota keluarganya, yaitu suami, istri dan anak-anak.

Lebih jauh, Becker juga mengupas oleh karena tujuan unit produksi keluarga adalah maksimalisasi pencapaian kesejahteraan, maka pembagian tugas, tanggung jawab dan kerja antara suami dan isteri dalam mencari nafkah, harus dilihat dari sudut pandang keunggulan komparatif dan bukan dari sudut pandang gender.

Dalam pendekatan komparatif ini, tidak lagi dikatakan siapa yang lebih bertanggung jawab dalam mencari nafkah dibandingkan lainnya. Apakah suami lebih bertanggung jawab atau isteri yang lebih bertanggung jawab. Namun siapa yang memiliki keunggulan komparatif dibanding yang lain. Apakah suami memiliki keunggulan komparatif dalam karir dibanding isterinya, atau justru isteri yang memiliki keunggulan komparatif dalam karier yang jauh lebih tinggi dan prospektif dibanding suaminya sehingga dapat memaksimalisasi kesejahteraan keluarga.

Sehingga penetapan siapa yang mencari nafkah dan siapa yang mengasuh anak barangkali menjadi semacam trade-off atau negoisiasi, efisiensi dan efektivitas. Dan putusan ini sama sekali tidak melibatkan sentimen gender.

Meskipun pemikiran Becker dalam buku ini sangat revolusioner, namun ternyata tetap menuai kritik yang sangat tajam dari masyarakat. Karena Becker dianggap terlalu menyederhanakan perilaku manusia dengan mengabaikan aspek emosi, budaya dan kekuasaan dalam keluarga.

Namun sisi baiknya dari penelitian ini, Becker berhasil menunjukkan bahwa alat-alat ekonomi dapat digunakan untuk memberikan penjelasan yang komprehensif dan powerfull serta koheren tentang perilaku keluarga dalam masyarakat yang sangat beragam.

Jadi, bagaimana anda para suami, masih tetap mau jadi bapak rumah tangga? Enak lho, enggak usah mikir kerja mencari nafkah. Belum lagi harus berangkat pagi-pagi, berjubel di transportasi umum, dikejar target, dimarahi boss dan lain-lain pelengkap dramanya.

Dan kalau pilihan menjadi bapak rumah tangga tetap anda pilih dengan kata lain isteri anda yang mencari nafkah, jangan kasih tahu kepada teman-teman, keluarga ataupun orang lain tentang buku “Treatise on The Family” karya Gary S. Becker ini. Khawatirnya mereka jadi pada tahu kalau secara keunggulan komparatif, istreri anda jauh lebih tinggi dari anda. Dalam bahasa sederhana dan sarkas, isteri anda memiliki penghasilan yang jauh lebih besar dari anda!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun