Cibunian, Kabupaten Bogor (02/04) - Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor yang terletak di kawasan pegunungan Salak mempunyai lahan alam yang berlimpah. Hasil tani yang paling dibanggakan Kecamatan Pamijahan adalah padi. Hampir di setiap jalan di pedesaannya dihampari oleh sawah-sawah hijau. Tetapi karena hasil padi yang tidak begitu banyak, petani memutuskan untuk menjual ke penduduk sekitar saja. Namun siapa sangka, bukan hanya lahan tanah luas yang dijadikan ladang untuk persawahan, ternyata sumber daya alam dari aliran air sungai juga dimanfaatkan oleh petani untuk perkembangbiakan ikan. Sungai yang ada di Kecamatan Pamijahan dimanfaatkan sebagai sumber arus air untuk dialirkan ke kolam buatan yang dijadikan tempat perikanan.
Desa Cibunian Kabupaten Bogor misalnya, ada sekitar 53 orang petani ikan yang memanfaatkan air dan arus dari sungai yang mengalir ke desa mereka. Salah satu petani ikan yang cukup sukses di desa tersebut ialah Kolam Arus Deras milik Aceng. Menariknya, terdapat patung ikan mas besar yang diletakan di depan kolam arus deras miliknya, yang kini telah digunakan sebagai gudang untuk menyimpan pakan ikan. Patung tersebut dibangun sebagai penciri dan icon untuk Kolam Arus Deras milik Aceng. Sekitar 10 tahun bisnis perikanan Kolam Arus Deras milik Aceng tersebut dijalankan. “Kolam Arus Deras punya pak Aceng ini sudah ada dari saya kecil, awalnya sebelum jadi kolam, ini masih berupa sungai. Batu-batunya dihancurkan dulu pakai dinamit supaya gampang diangkut. Dulu belinya ke seorang kolonel, makanya dia punya dinamit.” jelas Akim (40 tahun).
Salah satu petani ikan yang ada di tempat tersebut menjelaskan, bahwa Aceng bukanlah pemilik Kolam Arus Deras pertama, namun pengelolaan yang baik dan efektif membuat Aceng menjadi petani perikanan yang cukup sukses di desa tersebut. "Kolam Arus Deras milik pak Aceng ini sudah menjadi kolam ikan terbesar di Jawa barat", ucap Sanadi (50 tahun) anggota CV Anugrah Jaya. Pengelolaan Kolam Arus Deras dikelola oleh Aceng dan adiknya, Fikri, serta 3 pekerja lainnya yang betugas untuk mengisi ulang pakan dan membersihkan kolam setiap harinya. Aceng mengembangbiakan ikan-ikan jenis Mas dan Nila mulai dari anak ikan hingga ikan dewasa.
Untuk bibit ikan yang di beli seharga Rp. 40.000,-/kg sudah bisa menghasilkan puluhan juta perbulannya. Ikan dewasa pilihan yang gemuk dan besar akan dijual ke luar Bogor, sedangkan sisanya akan dijual ke tempat-tempat lokal. Ikan-ikan pilihan biasanya akan dijual ke restoran-restoran besar seperti restoran di Lampung dan Jakarta. “Kalau ke Lampung besar ikannya sekitar 1 kg-an, kalo Jakarta setengah kilo.” Ucap Akim.
Metode perawatan yang dilakukan untuk merawat ikan-ikan di Kolam Arus Deras milik Aceng pun cukup unik. Ikan-ikan tersebut diberi pelet atau pakan ikan jenis 'Laju' yang disimpan dalam tabung diatas kolam. Tabung tersebut dihubungkan dengan pelatuk pipa dan dapat mengeluarkan pakan apabila digerakkan oleh angin, maupun ikan-ikan tersebut. Metode tersebut dilakukan untuk mempermudah pekerjaan Aceng dan pekerja lainnya, sehingga tenaga yang dikeluarkan pun tidak banyak.
Kolam Air Deras milik Aceng pernah mengalami kerugian sekitar 1,3 milyar karena ulah perusahaan listrik yang menyebabkan longsor dan membuat sungai di desa tersebut tercemar lumpur. Banyak ikan-ikan miliknya mati karena air yang tercampur dengan lumpur dan membuat ikan-ikan tersebut tidak dapat bernafas. Tak hanya Aceng, petani-petani ikan yang ada pada desa tersebut pun mengaku mengalami kerugian akibat longsor tersebut. Salah satu petani ikan yang ada di desa tersebut berkata “Petani-petani ikan sudah berdemo sampai 3 kali, tapi tidak didengar-dengar oleh Bupati, terakhir dengar Bupati sedang umroh di arab saudi. Katanya mau mengganti kerugian petani 1-2 bulan lalu tapi tidak ada keputusan sampai sekarang.”
Gambar. Ikan-ikan yang sedang menggoyangkan pipa untuk menjatuhkan pakan di salah satu Kolam Air Deras Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Jawa Barat pada hari Minggu (02/04/)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI