Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Ada Burger dan Sandwich, Kapan Ada Pangan Lokal MBG?

Diperbarui: 12 Oktober 2025   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menanti kejutan menu MBG lewat olahan pangan lokal. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus berlanjut dengan dinamikanya. Kini telah memasuki pekan kedua dan suasana di sekolah masih terasa hangat setiap kali ompreng makan bergizi itu tiba. Tak hanya murid yang antusias tapi para guru pun ikut penasaran menebak-nebak menu apa yang akan hadir.

Menariknya, dari pengamatan dua pekan terakhir, hari Jumat agaknya menjadi momen unik. Karena menu MBG-nya yang cenderung ringan namun menggugah selera para siswa. Jumat pekan pertama, para siswa disuguhkan sandwich. Jumat pekan kedua, giliran burger yang tampil menggoda di balik selera anak didik.

Sekilas, mungkin menu seperti sandwich dan burger terdengar "western". Tapi jangan salah, keduanya tetap buatan lokal racikan dapur MBG yang kreatif. Roti lembut berpadu dengan telur mata sapi, selada, dan irisan timun dan diberi saus sachet menciptakan harmoni rasa yang sederhana tapi pas di lidah anak-anak Indonesia. Sandwich hadir dengan isian ayam katsu yang renyah, lengkap dengan sayur selada dan irisan timun. 

Yang membuat senang hanya karena tidak ada makanan yang tersisa. Semua siswa tampak lahap menikmati menu tersebut. Disampaing menu utamanya, ada pula dua potong tahu yang turut melengkapi gizi. Diikuti dengan susu kotak dan buah salak sebagai pencuci mulut. 

Bicara soal gizi, anak usia sekolah dasar membutuhkan kalori per hari tergantung aktivitas dan usia. Menu MBG yang diberikan pemerintah umumnya menyumbang sepertiga dari kebutuhan harian anak.

Mungkin menu ringan seperti sandwich dan burger juga menunjukkan bahwa makan bergizi tidak selalu harus "berat" seperti nasi dan lauk pauk. Prinsipnya adalah balanced meal yaitu perpaduan nutrisi yang seimbang dalam porsi yang sesuai.

Burger di menu MBG. (koleksi AKBAR PITOPANG)

Di sisi lain, variasi menu juga penting untuk menghindari kejenuhan.jika setiap hari anak disuguhi nasi dan ayam goreng maka bisa-bisa semangat makannya turun. Menu seperti sandwich dan burger menjadi bentuk inovasi dari dapur penyedia. Kreativitas dapur MBG patut diapresiasi. Di tengah keterbatasan ide dan waktu mereka berhasil menghadirkan menu yang disukai anak-anak tanpa kehilangan nilai gizinya. Inilah tantangan sekaligus seni dalam dunia penyediaan makanan bergizi ala MBG.

Namun dibalik itu, muncul pula harapan baru. semoga kedepan dapur penyedia bisa lebih banyak menampilkan pangan lokal MBG. Indonesia kaya akan bahan pangan yang bergizi dan mudah didapat. Bayangkan jika suatu hari, anak-anak mendapat burger ikan patin khas Riau. Rasanya unik, tetap sehat, dan sekaligus memperkenalkan kekayaan kuliner daerah.

Pangan lokal bukan hanya soal rasa tapi juga identitas. Dengan mengangkat pangan lokal MBG turut mendukung petani dan UMKM sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline