Ada pepatah lama yang berbunyi, "diam bukan berarti tak mampu berbicara." Dalam dunia sepak bola, pepatah ini seolah menjelma dalam sosok Julin lvarez. Ia bukan tipikal pemain yang suka menjadi sorotan media atau pusat perhatian, namun karyanya di lapangan bicara banyak. Setelah dua musim menjadi pelapis Erling Haaland di Manchester City, lvarez kini menjelma jadi predator haus gol bersama Atltico Madrid dan mulai diperhitungkan sebagai salah satu striker terbaik dunia.
Dari Pelapis ke Pemain Kunci
Saat pertama kali datang ke Eropa dari River Plate, banyak yang menaruh harapan besar pada Julin lvarez. Gaya mainnya yang efisien, mobile, dan penuh determinasi cocok dengan kebutuhan sepak bola modern. Namun, nasib menempatkannya di Manchester City, klub yang punya mesin gol utama bernama Erling Haaland. Akibatnya, meskipun tampil cukup tajam, lvarez sering kali hanya menjadi opsi kedua.
Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh. Ia belajar, berkembang, dan memanfaatkan setiap menit bermain. Selama dua musim di City, ia menyumbang puluhan gol dan assist, membantu klub memenangkan Premier League, FA Cup, hingga Liga Champions. Namun ia tahu, untuk tumbuh menjadi bintang sejati, ia butuh lebih dari sekadar menit sisa pertandingan.
Kepindahan ke Atltico Madrid
Musim panas 2024 menjadi titik balik karier lvarez. Atltico Madrid datang dengan tawaran besar, bukan hanya soal uang, tetapi juga jaminan menit bermain reguler. Diego Simeone, pelatih yang terkenal akan intensitas dan kolektivitas, melihat lvarez sebagai potongan puzzle yang sempurna untuk menyegarkan lini depan timnya.
Keputusan itu terbukti tepat. Di musim perdananya bersama Atltico, lvarez langsung tampil menggila. Ia mencetak 29 gol dan 7 assist dalam 54 pertandingan di semua kompetisi, termasuk 17 gol di La Liga dan 7 gol di Liga Champions. Di beberapa laga besar, ia bahkan mencetak gol penentu, termasuk ketika melawan Real Madrid dan saat menghadapi Inter Milan di Eropa.
Gaya Bermain yang Dewasa
lvarez bukan tipikal penyerang yang hanya menunggu bola. Ia aktif menjemput bola ke lini tengah, rajin melakukan pressing, dan piawai membaca ruang. Karakter ini cocok dengan filosofi Simeone yang menuntut pemain untuk tidak hanya menyerang, tetapi juga bekerja keras membantu pertahanan.
Yang membuat lvarez istimewa adalah efisiensinya. Ia tidak butuh banyak sentuhan untuk menciptakan peluang. Gerakannya di kotak penalti sangat cerdas, dan penyelesaiannya begitu klinis. Ia juga bisa bermain sebagai second striker atau bahkan winger jika dibutuhkan, membuatnya jadi aset berharga dalam skema taktik manapun.
Statistik yang Menggoda