Pernahkah Andamendengar istilah "aura farming" yang belakangan ini viral di media sosial?Mungkin Anda melihat konten seseorang yang sedang memberi makan kucing jalanan,menikmati tenangnya senja di tepi sawah, atau sekadar tersenyum tulus kepadaorang asing, lalu dibubuhi keterangan foto: "Lagi aura farming, nih."
Sekilas, istilah ini terdengar seperti tren Gen-Z yang lucu dan akan berlalu begitu saja. Namun, jika digali lebih dalam, "aura farming" adalah sebuah studi kasus sempurna tentang bagaimana sebuah konsep yang berakar kuat pada kearifan lokal Indonesia mampu berbicara dalam bahasa yang dipahami secara global.
Fenomena inibukan sekadar tren, melainkan cerminan dari persilangan budaya yang menarik.
Akar Lokal:Kearifan yang Dibungkus Ulang
Konsep "aura" itu sendiri bukanlah hal baru di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai budaya kita mengenal konsep energi dalam diri, karisma, atau yang sering disebut wibawa. Nasihat orang tua untuk "berbuatbaik agar pancaran wajahmu cerah" atau keyakinan bahwa ketenangan batin (adem)akan membuat orang lain nyaman di dekat kita adalah bentuk "aurafarming" versi tradisional.
Apa yangdilakukan generasi sekarang adalah membungkus ulang kearifan ini dengan istilahyang lebih modern, relevan, dan mudah dibagikan di era digital. "Farming"(bertani/bercocok tanam) memberikan kesan adanya usaha aktif dan proses untukmenumbuhkan sesuatu yang positif.
Aktivitas "aurafarming" yang sering ditampilkan pun sangat Indonesia:
- Interaksi dengan Alam: Menikmati pemandangan sawah, gunung, atau pantai yang merupakan kekayaan visual Indonesia.
- Kebaikan Sederhana: Memberi makan hewan, menolong sesama, atau menunjukkan keramahan---nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya gotong royong.
- Ketenangan Spiritual: Mengunjungi tempat-tempat yang tenang, beribadah, atau sekadar mengambil jeda untuk refleksi diri.
Semua ini adalahpraktik yang sudah mendarah daging, kini diberi label baru yang menarik.
Daya TarikGlobal: Resonansi di Panggung Dunia
Lalu, mengapakonsep ini bisa dengan mudah dipahami bahkan oleh audiens internasional?Jawabannya terletak pada relevansinya dengan gerakan global yang lebih besar.
Di seluruh dunia, ada kesadaran yang meningkat tentang pentingnya kesehatan mental, mindfulness, dan self-care. Istilah-istilah seperti "vibe", "energy", dan "manifestation" telah menjadi bahasa universal di internet. Orang-orang di London, Tokyo, hingga New York juga sedang berusaha "meningkatkan vibrasi" mereka.
"Aura farming"adalah versi Indonesia dari gerakan global ini. Ketika seseorang di luar negerimelihat konten tentang "aura farming", mereka mungkin tidak menangkap nuansabudaya lokalnya secara utuh, tetapi mereka langsung mengerti tujuannya: sebuahusaha sadar untuk menjadi pribadi yang lebih positif, tenang, dan berenergibaik.
Keindahan visual alam Indonesia yang menjadi latar belakang konten ini juga menjadi nilai tambah yang luar biasa. Ini adalah soft power---memperkenalkan budaya dankeindahan Indonesia melalui tren yang terasa otentik dan universal.
Dari TrenMenjadi Keahlian yang Menginspirasi
Kisah "aurafarming" adalah bukti nyata bahwa ide, cerita, dan keahlian yang berakar darikearifan lokal memiliki panggung globalnya sendiri. Fenomena ini tidak akanmenjadi sebesar sekarang tanpa kemampuan para kreator untuk mengemasnya secaramenarik, menceritakannya dengan tulus, dan membangun koneksi dengan audiensmereka.
Ini menunjukkanbetapa krusialnya kemampuan komunikasi dan presentasi diri di era digital.Mungkin Anda memiliki keahlian unik, pengetahuan mendalam tentang budaya, atauhobi yang ingin Anda bagikan kepada dunia. Sama seperti "aura farming" yangberhasil dikemas ulang, keahlian Anda pun bisa bersinar jika disajikan dengancara yang tepat.
Jika Anda merasapunya potensi namun bingung bagaimana cara menyampaikannya, kami hadir untukmembantu. Di kelasinstruktur.com,Anda bisa belajar langsung dari para ahli cara membangun personal branding yang otentik, berbicara di depan umum dengan percayadiri, hingga menciptakan konten yang tidak hanya menarik tapi juga berdampak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI