Mohon tunggu...
sapuraning nur rahayu
sapuraning nur rahayu Mohon Tunggu... mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Seorang mahasiswa Penidikan Bahasa dan Sastra Jawa di Uneversitas Negeri Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PPL di SMAN 7 Semarang: Belajar, Berkembang, dan Melestarikan Budaya

25 September 2025   18:27 Diperbarui: 25 September 2025   18:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 7 Semarang yang dilaksanakan mulai tanggal 9 Juli hingga 3 September menjadi ruang aktualisasi penting bagi Sapuraning Nur Rahayu, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Jawa. Dalam pelaksanaannya, ia berhasil melaksanakan proses pembelajaran dengan lancar, salah satunya berkat adanya iklim akademik yang kondusif serta dukungan penuh dari guru maupun siswa yang bersikap terbuka dan kooperatif. Faktor pendukung lain yang tidak kalah penting adalah tersedianya fasilitas pembelajaran yang relatif lengkap, sehingga penggunaan media presentasi maupun audio visual dapat berlangsung efektif dan meningkatkan kualitas penyampaian materi. Dengan demikian, pengalaman PPL tersebut tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa praktikan untuk menguji keterampilan pedagogisnya, tetapi juga mencerminkan kesiapan sekolah dalam menciptakan proses belajar-mengajar yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan zaman. 

Lebih jauh lagi, SMAN 7 Semarang menunjukkan komitmen nyata dalam mengembangkan potensi siswanya melalui penyediaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang kompetensi nonakademik. Keberagaman kegiatan tersebut membuktikan adanya kesadaran pihak sekolah bahwa pendidikan sejatinya tidak hanya terbatas pada penguasaan aspek kognitif, melainkan juga mencakup pengembangan bakat, minat, serta keterampilan personal siswa. Namun demikian, satu hal yang masih menjadi catatan adalah belum adanya wadah ekstrakurikuler yang berorientasi pada bidang bahasa dan budaya Jawa, seperti gamelan, panatacara, maupun pedalangan yang dapat dianggap sebagai celah dalam upaya pelestarian tradisi lokal. Jika sekolah menambahkan kegiatan tersebut, bukan hanya akan memperkaya pilihan ekstrakurikuler, tetapi juga berkontribusi pada penguatan identitas budaya sekaligus menjadi instrumen strategis dalam menanamkan kesadaran kultural pada generasi muda. Dengan demikian, integrasi nilai-nilai tradisi ke dalam lingkungan sekolah akan melengkapi visi pendidikan yang berorientasi pada keseimbangan antara modernitas dan kearifan lokal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun