Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tong Riweuh, Datang We : Sebuah Pembelajaran Dari Reuni 588 SMAN 5 Bandung

25 September 2025   13:20 Diperbarui: 25 September 2025   13:30 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panitia Reuni Ke-37 SMAN 5 Angkatan 88

Begitulah seharusnya reuni digelar, datang saja jangan berpikir macam-macam, jangan ribet.  Dari sekian ratus lulusan dalam satu angkatan tidak semuanya berhasil.  Reuni sejatinya adalah menanggalkan segala macam keberhasilan yang melekat pada dirinya saat ini.  Saat hadir datanglah sebagai sahabat yang sekian tahun lalu bersekolah di sekolah yang sama, tanpa membedakan status sosial.  Penghormatan sejati adalah teman memperlakukan kita murni karena ketulusan bukan karena jabatan/keberhasilan saat ini.  Jabatan dan keberhasilan bukan sesuatu yang abadi.  Pertemanan adalah suatu jalinan yang harus dijaga.  Menjalin persahabatan jangan dirusak oleh hal-hal etika mendasar, seperti berutang.  Jangan mencari kesempatan untuk beruutang kepada teman yang berhasil,  mendata teman yang berhasil untuk kemudian dijadikan pinjaman keliling.

Dengan tagline, tong riweuh datang we, reuni ke-37 tahun menjelang reuni 4 dekade digelar angkatan 88 SMAN 5 Bandung berhasil terlaksana dengan penuh suasana yang menyenangkan dan memorable.   Peran penting panitia dadakan berhasil mewujudkan reuni tadi dengan penuh keakraban.  Tanpa sekat.  Kata terima kasih tidak cukup,  rangkaian kata tidak cukup untuk panitia yang telah bekerja keras.  Semoga panitia dan para donatur diberikan balasan yang lebih atas upaya dan usahanya.

Kok bisa tinggal datang saja, tanpa harus memikirkan biaya dan sebagainya?  Beberapa orang yang telah berhasil ternyata menjadi donatur, hanya panitia saja yang tahu dari awal.  Pokoknya peserta hanya disuruh datang.  Kembali ke masa-masa tahun 80-an,  memang luar biasa, persahabatan nyata, tanpa gawai, belajar bersama, nongkrong bersama, sambil merancang masa depan.  Mau lanjut ke mana?  Di Bandung sudah tersedia Perguruan Tinggi ternama, ITB adalah tujuan utama bagi anak-anak IPA, jika tidak lolos, ITENAS atau UNPAR jadi tujuan selanjutnya.  Selain ITB ada UNPAD, IKIP (sekarang UPI), IAIN, dan APDN (sekarang STPDN).  Bandung bukan sekedar ruang, dia adalah tempat cinta dan kenangan bersatu.  Sekolah juga dekat dengan stadion Siliwangi, sehingga kalau Persib main sore hari, beberapa siswa “bolos” untuk menonton pertandingan Persib secara langsung.  

Angkatan 88 saat ini banyak yang menempati posisi penting, baik di pusat, atau pun di wilayah regional serta banyak yang memiliki usaha secara mandiri.  Hipotesa saya karena sistem pendidikan saat itu masih sangat baik, antara main dan belajar masih seimbang.  Lulusan SMA angkatan 88 ini adalah angkatan pertama saat lulus SMP-nya pada tahun 1985  yang mulai diterapkan Nilai Ebtanas Murni (NEM).  NEM inilah yang dijadikan alat seleksi untuk masuk SMA.  Suatu saat saya akan menulis khusus keberhasilan angkatan 88 ini.

Reuni ke-37 adalah persiapan menuju reunike-40 atau 4 dekade.  Reuni di atas 30 tahun adalah reuni tentang kesadaran, bahwa persahabatan terbaik adalah persahabatan tanpa embel-embel status sosial.  Saat kita hadir, di layar terpampang teman-teman yang sudah mendahului kita.   Kesadaran bahwa pada akhirnya kita akan tinggal nama. “Ari si eta kamana?” (Kalau si x kemana?). “Har emang belum tahu? Kan sudah mendahului kita.” Begitulah antara lain obrolan ketika reuni sudah di atas angka puluhan tahun.  Kesadaran tentang makna persahabatan itu sendiri.  Masa tua (bagi yang merasa tua) harus dijalani dengan penuh kegembiraan.  Masih ada teman-teman yang mau mendengarkan dan saling menguatkan.

Reuni sejatinya harus mampu mewujudkan infinity friendship.  Pada akhirnya sesuai keyakinan saya yang muslim, persahabatan untuk saling menjadi saksi di hadapan sang Pencipta, bahwa kita adalah orang baik menurut orang lain di sekeliling kita, termasuk teman sekolah dan itulah sahabat sejati.  Semoga.   

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun