Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, merek menjadi senjata utama bagi perusahaan untuk mempertahankan eksistensi sekaligus membangun kepercayaan konsumen. Namun, seringkali masih ada kebingungan antara merek dagang dan merek perusahaan, padahal keduanya memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi.
Merek perusahaan merupakan identitas resmi suatu badan usaha yang terdaftar secara hukum. Ia menjadi wajah yang merepresentasikan nilai, visi, dan citra keseluruhan perusahaan. Merek perusahaan ibarat sebuah "payung besar" yang menaungi berbagai produk dan layanan. Keberadaannya sangat penting karena menjadi dasar kepercayaan masyarakat terhadap profesionalitas dan kredibilitas suatu entitas bisnis.
Di sisi lain, merek dagang lebih mengarah kepada identitas produk atau jasa tertentu yang dipasarkan. Merek dagang menjadi pembeda nyata di pasar, karena konsumen cenderung lebih mengenali nama produk dibandingkan nama perusahaannya. Loyalitas konsumen biasanya terbangun melalui pengalaman langsung dengan merek dagang.
Menurut saya, kekuatan sebuah bisnis akan lebih kokoh apabila mampu membangun merek perusahaan yang kredibel sekaligus merek dagang yang kuat di hati konsumen. Jika perusahaan hanya fokus pada merek dagang tanpa memperhatikan reputasi perusahaannya, maka bisnis berpotensi goyah ketika ada krisis. Sebaliknya, perusahaan dengan nama besar tetapi tanpa merek dagang yang menarik akan kesulitan menjangkau pasar luas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merek dagang dan merek perusahaan bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan, melainkan harus dikembangkan secara bersamaan. Merek perusahaan menjaga reputasi jangka panjang, sementara merek dagang menjadi penghubung emosional yang membuat konsumen setia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI