Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Mengapa Pria Cenderung Gendut Setelah Menikah?

Diperbarui: 3 Maret 2019   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pria gendut- dokpri

"Apa kabar, Elu gemukan ya" Sungguh, saya pernah dibuat pangling, pada sebuah pertemuan tidak sengaja dengan teman satu kost semasa awal merantau di ibu kota.

Pasalnya teman ini dulunya kurus, tak jarang setiap kali kami ngobrol, sesekali tulang rahangnya menonjol akibat sedikit daging di sekitar pipi. Pergelangan tangan dan jari-jarinya langsing, lingkar di perut apalagi, kaos ukuran small dipilih setiap kali kami belanja baju di pasar kaget.

Setelah saya keluar kost (karena menikah), kemudian (kira-kira) lima tahun kami ketemu saat jalan di pusat perbelanjaan. Sontak saya dibuat kaget, penampilannya jauh berubah, tulang rahang itu tertutup daging, dua pipinya tampil chuby, ditopang leher yang tampak kokoh.

Perutnya yang dulu rata, kini telah berubah menjadi buncit, tampak kancing di bajunya bekerja ekstra menahan nafas yang terengah saat berbicara. Saya menaksir, baju dan celana yang dipakai ukuran paling besar, mengingat seperti dipaksakan menempel di badan.

Rupanya, teman kost lama ini juga sudah menikah, menyusul tiga tahun setelah saya berkeluarga, kini pasangan bahagia dianugerahi satu momongan.

Menyoal gendut setelah menikah, sebenarnya tidak terjadi pada teman kost ini saja, teman kerja di kantor lama, teman semasa SD, SMP, SMA di kampung halaman.

Dan tidak usah jauh-jauh, saya sendiri juga mengalami hal serupa, badan ini melar kemana-mana setelah menikahi gadis idaman.

Eit's, jangan salah, hal serupa (gendut setelah menikah) juga terjadi pada teman perempuan, tapi khusus artikel ini saya bahas dari sudut si laki-laki saja ya.

"Oke, salam buat anak dan istri, sampai ketemu lagi"

Setelah mengucapkan salam perpisahan, saya sempat menengok dan melihat teman lama dari belakang. Ya, ampun, perawakan tampak stereg, cara berjalannya tetap sama kenal, meski kakinya lebih berat menahan beban.

Menikah adalah satu fase-- sejatinya manusia, membutuhkan yang namanya menikah. Karena menikah termasuk sunnah Rasul, menjalankannya laksana menggenapkan separuh ibadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline