Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Pelatih Uji Perawan Atlet dengan Asumsi, Pelecehan Seksual?

Diperbarui: 30 November 2019   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shalfa Avrila Siani dan ibunya (Foto: iNews/Afnan Subagio)

Shalfa Avrila Siani, atlet senam wanita masih duduk di kelas XII sebuah SMA gagal memenuhi impiannya ke SEA Games 30, Filipina karena (mengaku) dituduh oleh Irma pelatihnya tidak perawan lagi.

Rabu, 13 Nopember 2019 benar-benar hari kelabu bagi gadis manis itu. Pelatihnya menelfon orang tuanya untuk mengambil kembali Shalfa dari asrama Pelatnas dengan alasan, "sudah tidak virgin lagi."

Setelah dipulangkan Shalfa dibawa ke rumkit Bhayangkara oleh keluarganya untuk di visum. Hasilnya, wow... Shalfa ternyata masih perawan. Hasil ini pun diberitahu via WA ke pelatihnya (Irma) tetapi apa daya sang pelatih meragukan hasil tersebut dan meminta lagi agar Shalfa dibawa ke Rumah Sakit Umum Gresik.

Imam Mukhlas, kuasa hukum menilai sikap Irma tidak jelas memvonis atletnya tanpa dasar sebab ketika diberitahukan hasil visum dari Rumkit Bhayangkara sang pelatih malah meminta visum ulang ke rumkit lainnya.

Gatot S. Dewa Broto, Sekretaris Kemenpora telah memberi penjelasan bahwa posisi Shalfa digantikan oleh atlet lainnya karena kurang disiplin dan tidak fokus, sehingga prestasinya menurun. "Jadi tidak ada pemulangan paksa oleh pelatih Persani," ujar Gatot Jumat 29/11/2019 yang mengaku telah melakukan konfirmasi pada Ketua Umum Persani (Ita Yualita) dan pelatih senam Jawa timur sekaligus pelatih kepa tim senam SEA Games (Indra Sibarani).

Di sisi lain, keluarga Shalfa merasa terpukul karena (merasa) anaknya dikembalikan seperti sampah. Shalfa sendiri mengurung diri hingga tidak bersekolah beberapa hari setelah dikembalikan, merasa malu dan  terpukul karena teman-temannya menduga ia sudah tidak perawan lagi.

Apakah benar pelatih menghakimi keperawanan Shalfa dengan asusmsi ataukah karena Shalfa dan keluarganya kecewa akibat gagal menuai asa di Filipina?

Tak tahulah mana yang benar yang jelas jika pelatihnya memvonis Shalfa seperti itu tampaknya hal itu bisa termasuk katagori pelecehan seksual (abuse). "Jika benar pelatihnya menuduh atletnya tidak perawan ituadalah pelanggaran dan masuk katagori pelecehan seksual," ujar Ita, ketua umum Persani.

Benarkah hal itu merupakan pelecehan seksual? Berdasarkan informasi ternyata banyak sekali bentuk pelecehan seksual itu. Beberapa diantaranya perlu kita kenal dan hindari adalah :

  • Menceritakan lelucon bersifat seksual
  • Mendistribusikan secara eksplisit gambar bersifat seksual/pornografi
  • Surat, catatan, email, dan panggilan telepon yang bersifat seksual
  • Membuat peringkatberdasarkan penampilan/atribut fisik seseorang
  • Berkomentar bernada seksual tentang pakaian, anatomi, atau penampilan fisik seseorang
  • Siulan atau panggilan yang bernada seksual
  • Gerakan tubuh bersifat seksual seperti mengedipkan mata, menjilat bibir, atau menyodorkan panggul
  • Ancaman secara langsung maupun tidak langsung atau menyuap untuk aktivitas seksual yang tidak diinginkan
  • Berulang kali meminta seseorang untuk berkencan untuk berhubungan seks
  • Nama-panggilan, seperti jalang atau pelacur
  • Memberi tatapan tidak sopan (menatap payudara perempuan, atau bokong pria)
  • Pertanyaan yang tidak diinginkan tentang kehidupan seks seseorang
  • Sentuhan, pelukan, ciuman, belaian yang tidak diinginkan terhadap seseorang
  • Menguntit seseorang
  • Menyentuh diri sendiri secara seksual dihadapan seseorang
  • Kekerasan seksual, Penganiayaan dan Pemerkosaan

Berdasarkan daftar pelecehan di atas dimanakah bentuk pelecehan terhadap Shalfa oleh pelatih senamnya? Tak tahulah dimana letaknya, mungkin pembaca budiman dapat menunjukkannya.

Korban pelecehan seksual bisa jadi adalah laki-laki ataupun perempuan, tetapi  dibanding lelaki, para wanita lebih sering jadi korban pelecehan seksual.  Korban bisa jadi adalah lawan jenis dari pelaku pelecehan ataupun berjenis kelamin yang sama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline