Oleh Amidi
Â
Aksi  demo dalam menyuarakan aspirasi yang akan dilakukan mahasiswa dan organisasi buruh, buruh dan abang-abang ojek online sebenarnya jauh-jauh hari sudah mereka rencanakan. Aksi demo mahasiswa akan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2025, aksi demo organisasi buruh,buruh dan abang-abang ojek online akan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 20205.
Pada saat tiba waktunya,masing-masing elemen tersebut merealisasikan rencana mereka, dan pelaku bisnis sepertinya biasa-biasa saja menyikapi demo-demo tersebut. Namun, pada saat aksi demo yang akan dilaksnakan pada tanggal 1September 2025 yang lalu hampir semua pelaku bisnis sehari sebelumnya sudah mulai ancang-ancang mempersiapkan diri, mengamankan aset mereka dan bahkan menutup unit bisnis-nya. Mengapa?
Pelaku Bisnis Takut/Cemas ?
Â
Bila di simak mengapa pelaku  bisnis takut atau cemas akan adanya demo pada tanggal 1 September 2025 tersebut?, Jawabnya, sederhana karena aksi demo yang sudah berjalan sebelumnya terjadi huru-hara, anarkis, terjadi pembakaran di sana-sini,  oknum pengaman dilapangan melakukan tindakan refresif yang ditandai oleh meninggalnya  saudara kita Affan Kurniawan salah seorang abang ojek online yang terlindas mobil rantis petugas. Suasana mencekam, semua pada mengutuk keras oknum petugas atau aparat yang bertindak refresif tersebut dan timbul "kemarahan"  oleh  sebagian anak negeri ini, sehingga  menimbulkan aksi demo anarkis, terjadi pembakaran di sana-sini.
Tindakan anarkis tersebut ternyata tidak hanya dilakukan oknum yang melakukan demo dilapangan, tetapi sepertinya diduga dilakukan pula oleh oknum petugas pengaman demo dilapangan dengan tindakan-tindakan refresif  dan lainnya yang menilbulkan "pendemo cidera bahkan meninggal dunia". Seperti yang diberitakan media massa,  setidaknya ada beberapa  orang meninggal dunia pada gelombang demo akhir Agustus lalu, sebagian diduga  karena kekerasan aparat.  (lihat bbc.com,  3 September 2025 dan lihat tempo.co, 1 September 2025 Kompas.com, 2 September 2025)
Apa mau di kata nasi sudah menjadi bubur, peristiwa sudah berlangsung, tinggal "kesedihan", "kemarahan", "kutukan", dan lainnya dari sebagaian besar anak negeri ini yang "geram" menyaksikan tindakan kezoliman di negeri ini. Â Sifat dan prilaku "santun" anak negri ini yang selama ini di kenal dunia, terkikias dan terkoyak-koyak akibat pristiwa yang tidak diinginkan tersebut. Akibat ulah kita yang cendrung sewenang-wenang, dan akibat ulah kita yang terus-menerus bertindak zolim.
Dari persitiwa yang tidak diharapkan tersebut, wajar kalau pelaku bisnis takut atau cemas, mereka takut peristiwa tahun 1998 terulang kembali, demo besar-besaran, tindakan keberutalan, pembakaran dan penjarahan akan terulang kembali. Tak ayal lagi, pelaku bisnis dengan serta merta sehari sebelum aksi demo 1 Sepetember 2025 mereka  ramai-ramai menutup unit bisnis-nya, bahkan diberitakan media, ada sebagian kecil dari mereka sudah ada yang terbang keluar negeri untuk menyelematkan diri, sehingga pada saat itu  Bandara Internasional Soekarno Hatta sesak dipenuhi penumpang yang akan terbang. (lihat tempo.co, 31 Agustus 2025).
Di beberapa daerah  mulai malam sampai sore hari tanggal 1 September 2025 tersebut toko-toko pada tutup, pasar sepi, jalan lengang bagaikan kota tinggal. Setelah dipantau pada daerah lain pun demikian, semua pelaku bisnis bersiap-siap untuk mengamankan unit bisnis-nya.
Sebenarnya kondisi tersebut memang bisa  dimaklumi, karena mereka takut atau cemas kalau kejadian tahun 1998 lalu akan terulang kembali, pada saat itu semua sarana publik hancur, toko-toko di jarah, sebagian besar unit bisnis hancur.
Â
Relatif  Aman?
Begitu aksi demo berlangsung, memang terjadi apa yang tidak diharapkan pelaku bisnis tersebut, ada pembakaran sarana publik, ada sedikit penjarahan, termasuk penjarahan rumah beberapa petinggi negeri ini sebagai pelarian "kemarahan" sebagian anak negeri ini dan "kekecewaan" anak negeri ini atas kondisi ekonomi yang ada.
Bila dicermati, aksi demo pada tanggal 1 Sepetember 2025 tersebut relatif aman dibandingkan dengan peristiwa tahun 1998. Kita patut bertetima kasih kepada mahasiswa yang dapat menjaga kondisi kondusif pada aksi demo tanggal 1 September 2025 lalu, kita patut berterima kasih juga pekapa petugas yang sudah tidak bertindak refresif yang berlebihan lagi, kita patut berterima kasih  juga kepada petinggi yang mau mengabulkan sebagian kecil tuntutan aksi demo tersebut.