Mohon tunggu...
amosamosasarep
amosamosasarep Mohon Tunggu... Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga

29 Juli 2025   06:20 Diperbarui: 29 Juli 2025   06:20 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti angin menembus malam, ia tak henti-henti menyerbu alam, di kala fajar memaksa tumbuh bulan yang perlahan berpulang udara yang semakin membekukan rusuk.

Bunga kau begitu mewah, aromamu dimana mana, sungguh di saat pagi datang, agin membawa aroma mu, di situlah aku mengenal mu bahwa, kaulah bunga yang indah untuk ku.

Pohon ber-iringan, menari dalam kepalsuan, aroma wangi yang semakin mengutuk, mental hanya bibir yang mengucap, tanpa arah, menunggu tibanya, keajaiban Tuhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun