Seperti angin menembus malam, ia tak henti-henti menyerbu alam, di kala fajar memaksa tumbuh bulan yang perlahan berpulang udara yang semakin membekukan rusuk.
Bunga kau begitu mewah, aromamu dimana mana, sungguh di saat pagi datang, agin membawa aroma mu, di situlah aku mengenal mu bahwa, kaulah bunga yang indah untuk ku.
Pohon ber-iringan, menari dalam kepalsuan, aroma wangi yang semakin mengutuk, mental hanya bibir yang mengucap, tanpa arah, menunggu tibanya, keajaiban Tuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI