Mohon tunggu...
Amistan Purba
Amistan Purba Mohon Tunggu... Dosen

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Transformasi Ekologi Dalam Perspektif Gereja

8 Oktober 2025   21:00 Diperbarui: 8 Oktober 2025   19:50 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Ekologis Dalam Perspektif Gereja

By: Amistan Purba

Krisis ekologi global yang tengah berlangsung menjadi isu krusial dalam kehidupan manusia kontemporer. Krisis iklim, pencemaran udara, degradasi hutan, sirnanya keindahan biodiversitas menggugah nurani sosial untuk melestarikan ekosistem alam. Pada tataran ini, komunitas spiritual berperan krusial. Transformasi ekologi dalam perspepektif gereja  tidak sekadar menyoroti tanggung jawab ekologis, bahkan juga menyinergikan aspek spiritualitas, moralitas, dan ekspresi iman dalam perbuatan. Karenanya, pelestarian alam bertransformasi menjadi representasi spiritualitas hidup  dan solidaritas umat.

Dalam perspektif teologis, paradigma ini berorientasi pada spiritualitas iman bahwa alam memancarkan simfoni transendental yang harus dirawat dengan penuh kepedulian dan respek. Alkitab menyingkapkan bahwa manusia diberi mandat berperan sebagai steward alam  yang berperilaku bermartabat. Di persekutuan insight ini bisa dikomunikasikan melalui pendidikan spiritual yang baik, renungan publik, maupun ritual gerejawi. Sebagai ilustrasi, isu ekologi dan lingkungan bisa dijadikan bahan refleksi dalam ibadah jemaat atau ibadah khusus sehingga jemaat terinspirasi untuk memahami bahwa peduli lingkungan adalah ekspresi ketaatan kepada Pencipta alam semesta. Dari perspektif ini, pelestarian alam tidak hanya tanggung jawab sosial, namun nilai spiritual yang mengnspirasi perasaan.

Gereja tidak hanya menyatakan secara eksplisit perspektif dimensi transendental, tetapi juga bernuansa pneumatologis menginspirasi jemaat dalam aktualisasi. Berbagai paguyuban transenden yang sudah mengimplementasikan proram misalnya restorasi ekosistem, penyusunan taman edukatif berorientasi ekologi, sistem manajemen limbah terintegrasi, program efisiensi energi. Upaya ekologis ini berkontribusi secara objektif untuk keberlanjutan ekosistem sekaligus memotivasi spiritualitas ekologis di kalangan jemaat. Melalui implementasi praktis mengonservasi alam tidak hanya tugas individu, tetapi kolaborasi dalam solidaritas integral stakeholder masyarakat

Transformasi ekologi memotivasi restrukturisasi nilai dan interaksi manusia dengan alam. Gereja bisa menjadi model praktik implementasi prinsip sustainability, contohnya mengimplementasikan renewable energy, tata kelola air, atau konservasi sumber daya alam. Prinsip circular economy, seperti reuse bahan pun bisa daplikasikan dalam rutinitas harian dalam konteks organisasi gereja. Contoh seperti ini menegaskan secara empiris bahwa gereja bukan sekadar penyampaian doktrin, tetapi juga mengekspresikan komitmen praktis sehingga jemaat terinspirasi untuk berkontribusi dan mengimplementasikan secara internal prinsip sustainability.

Selain itu, gereja boleh bersinergi dengan stakeholders, seperti lembaga pendidikan, pemerintah, dan civil society organization. Dapat dimanifestasikan dalam bentuk konferensi tematik, lokakarya, edukasi konteks ekologis untuk demografi muda. Upaya ini bertujuan menginternalisasi kesadaran sejak dini bahwa sumber daya alam perlu dilestarikan serta mengembangkan integritas dan kedewasaan pribadi pemuda gereja yang peduli dan bertanggung jawab.

Merujuk pada dasar spiritual, transformasi ekologi dalam gereja mengidentifikasikan kolaborasi antara iman, pendidikan, implementasi nilai, dan pembentukan karakter. Gereja tidak sekadar menyampaikan pesan etis tentang lingkungan, namun juga mendorong transformasi sosial yang menumbuhkan kesadaran dan partisipasi umat. Perspektif integratif ini memahami gereja sebagai komunitas yang mentransformasi realitas sosial yang efektif dalam mewujudkan  masyarakat yang solider, berintegritas, dan menjaga keseimbangan ekosistem ciptaan-Nya. Karena itu, transformasi ekologi bukan sekadar kegiatan sosial, tapi bagian dari spiritualitas iman Kristen yang memperdalam dimensi perspektif dan membentuk pola pikir ekologis secara kolaboratif untuk mewujudkan keberlanjutan ekologis lintas generasi. (AP)

Penulis: Amistan Purba. Akademisi, Pemerhati Ekonomi dan Sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun