Dari musibah erupsi Semeru banyak pelajaran yang bisa dipetik. Pertama, mengkaji ulang soal sistem peringatan dini. Sebenarnya Bupati Lumajang mengakui telah menerima peringatan dini dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Peringatan dini juga disampaikan kepada masyarakat. Namun efektifitas peringatan dini ini perlu dievaluasi, terutama yang terkait dengan sosialisasi ke masyarakat di level paling bawah. Sebab atas peringatan dini tersebut masyarakat masih melakukan aktivitas seperti biasa. Semoga ini bukan termasuk dari meremehkan sesuatu. Diketahui peringatan dini disampaikan pada tanggal 1 dan 2 Desember 2021.
Kedua, menguatkan serta memperkokoh persaudaraan dan persatuan. Sebagai bangsa besar yang kaya potensi Indonesia sangat beruntung jika dapat bersatu. Musibah seperti erupsi Semeru sepatutnya dijadikan momentum untuk menyatukan bangsa. Bahwa segala kesulitan pantas diselesaikan dan dihadapi bersama-sama agar terasa lebih ringan. Saling membantu, tolong menolong, serta bergotong-royong adalah bukti nyata dan realisasi hal tersebut.
Ketiga, sebagai bangsa yang religius kita senantiasa bersyukur. Di balik kesulitan karena faktor alam akan ada manfaat yang akan  diperoleh. Secara alamiah erupsi gununu itu menyuburkan tanah, memperluas area pertanian, memperbanyak budidaya tanaman, barang tambang (mineral) semakin dekat ke permukaan bumi, dan memperbaiki udara.
Keempat, peringatan untuk daerah lain guna lebih waspada dalam menghadapi bencana alam. Tercatat Indonesia merupakan negara yang paling rawan diantara 35 negara di dunia. Dijelaskan Bank Dunia seperti dikutip di  voaindonisia.com, Indonesia menduduki ranking tertinggi baik untuk rawan bencana hidrometeoologi maupun geologi. Jumlah penduduk yang besar membuat bencana berisiko menimbulkan banyak korban.
Kelima, meningkatkan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk mengantisipasi, meminimalisir terjadinya bencana alam. Bagaimanapun dalam bencana terdapat andil manusia.
Keenam, bencana atau musibah (apapun) pada hakekatnya adalah ujian bagi manusia. Jika berhasil dihadapi Allah akan mengangkat derajat mereka. Karenanya tak perlu disesali. Hadapi dengan optimis. Badai pasti berlalu. Kesulitan akan mendatangkan kemudahan. Demikian keyakinan kita semua.
Walhasil ke depan hal-hal di atas adalah tanggungjawab bersama. Erupsi adalah bencana alam yang tak bisa dihindari. Menangisi musibah menjadi awal kepedulian. Menangis kudu menghadirkan optimisme dan harapan. Bukan  sikap pasrah atau putus asah. Wa Allahu Alam Bishawab