Tengah malam, ia akhirnya menemukan masalahnya. Bukan pada kode AI, melainkan pada logika dasar yang ia buat sendiri saat merancang program tersebut. Kesalahan kecil yang tersembunyi, yang tak bisa dideteksi oleh AI karena ia sendiri tidak memberikan informasi yang tepat.
Raka tersenyum lega. Ia tidak membutuhkan AI untuk memecahkan masalah ini. Yang ia butuhkan hanyalah dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa AI adalah alat yang luar biasa, namun ia bukanlah tongkat sihir yang bisa mengubah kemalasan menjadi kecerdasan.
Keesokan harinya, Raka berhasil memperbaiki programnya. Meskipun ia tidak memenangkan kompetisi, ia mendapat sesuatu yang jauh lebih berharga: sebuah pelajaran. Ia menyadari bahwa ketergantungan pada teknologi tanpa pemahaman dasar akan membuat kita rentan. Dan di dunia yang terus berubah ini, hanya pemahaman yang kuat yang bisa membuat kita bertahan. Raka kini tahu, kode yang mati, bisa dihidupkan kembali, asalkan kita mau belajar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI