Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Menjadi Pemilih Cerdas dalam Pilkada 2020

27 Oktober 2020   12:38 Diperbarui: 28 Oktober 2020   09:32 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilih memasukan surat suara kedalam kotak suara saat dilaksanakan Simulasi Pemungutan Suara dengan Protokol Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 pada Pilkada Serentak 2020 di TPS 18, Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/9/2020). Simulasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pembelajaran kepada pemilih dalam melaksanakan pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 ditengah pandemi COVID-19.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL via KOMPAS.com)

Bagaimana contohnya?

Pemilih di bilik suara (Photo://www.freeimages.com/Kristen Price)
Pemilih di bilik suara (Photo://www.freeimages.com/Kristen Price)

Ambil saja isu stunting yang menurut Unicef negara kita adalah salah satu negara dengan beban stunting dan wasting pada anak yang tertinggi di dunia. Mengutip dari laman katadata, ternyata 1 dari 4 balita Indonesia mengalami stunting.

Dari data tersebut, mereka yang condong ke isu konteks akan menguraikan dampak dari stunting dalam perspektif dunia. Gambaran skala nasional dan dunia pada konteks pilkada akan dielaborasi sembari memaparkan dampak buruk dari stunting di masa depan.

Perspektif konteks yang sama bisa juga ada yang sebaliknya memandang bahwa itu hanya isu global, buktinya memang dari dulu-dulu tinggi badan penduduk kita tidaklah tinggi, Habibie dan Jusuf Kalla pun tidak lah memiliki tinggi badan seperti keturunan Eropa.

Adapun mereka yang condong ke perspektif proses dengan segera akan menguraikan bukti lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat desa dan keluarga.

Bagaimana dengan yang condong ke aspek substansi? Kelompok ini dengan segera mengeluarkan khazanah pengetahuan medisnya untuk menawarkan solusi langsung yang menyasar orang tua, anak dan keluarga stunting.

Penulis tidak akan membahas seputar stunting, karena yang ingin disampaikan adalah perbedaan posisi dan perspektif dalam memandang suatu isu akan memberikan gagasan atau solusi yang berbeda. Idealnya tentu saja kalau kandidat mampu menempatkan diri pada titik berat segitiga yang berarti ketiga hal tersebut difahami dan dikuasai dengan seimbang sehingga ketika memiliki takdir untuk menjadi pemenang akan memiliki kemampuan untuk mengelola semua potensi secara berimbang.

Sebagai tamu dalam pesta demokrasi, dengan cara demikian kita bisa menilai kandidat dalam beragam isu. Kapasitas, kualitas dan kompetensi kandidat dapat dengan lebih mudah kita nilai.

Tolok ukur penilaiannya apa?

Hal ini akan kembali kepada kecenderungan kita sebagai pemilih, apakah kita peduli terhadap suatu isu tertentu dan apakah kita memiliki preferensi dan harapan langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tertentu tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun