Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Menjadi Pemilih Cerdas dalam Pilkada 2020

27 Oktober 2020   12:38 Diperbarui: 28 Oktober 2020   09:32 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilih memasukan surat suara kedalam kotak suara saat dilaksanakan Simulasi Pemungutan Suara dengan Protokol Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 pada Pilkada Serentak 2020 di TPS 18, Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/9/2020). Simulasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pembelajaran kepada pemilih dalam melaksanakan pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 ditengah pandemi COVID-19.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL via KOMPAS.com)

Sejenak coba kita lebih menaruh prasangka baik kepada pilkada sebagai pesta demokrasi.

Layaknya sebuah pesta, akan ada banyak menu yang disediakan, dan banyak pula hidangan yang disajikan. Memanjakan mata, melenakan pikiran dan menenangkan harapan seperti itulah semua dihamparkan di hadapan kita.

Tapi pernahkah mendengar ungkapan bahwa banyak pilihan kadang berarti tidak ada pilihan? Atau pernah mengalami kejadian gegara mencari tempat makan yang cocok akhirnya kita menghabiskan waktu hanya untuk menelusuri jalan menengok warung demi warung, menilai restoran demi restoran dan mempertimbangkan lapak demi lapak yang semuanya dilakukan dari dalam kendaraan. Dan akhirnya pilihan jatuh pada sisa tempat makan yang ada karena lapar tak tertahankan lagi.

Menurut para ahli, peristiwa seperti itu terjadi karena kita tidak menentukan kriteria dari awal. Kriteria berkembang seiring tawaran yang tersaji. Cara memilih berubah menyesuaikan suasana lingkungan sekitar. Dan banyak lagi hal yang terkadang tidak masuk dalam kriteria awal atau karena memang tidak ada kriteria sedari awal.

Demikian pula dalam menentukan pilihan dalam Pilkada nanti, apakah anda sudah punya kriteria yang disadari dan diyakini dengan baik sedari awal? Dalam sebuah pesta yang menyajikan banyak ragam pilihan makanan, penderita penyakit tertentu seyogianya sudah memiliki daftar pantangan dan daftar yang disarankan. Penganut gaya hidup tertentu akan membekali diri dengan pedoman menentukan pilihan. Tanpa kriteria semacam itu maka tidak tertutup kemungkinan sehabis menghadiri pesta justru petaka yang menerpa.

Sebagai tamu dalam jamuan pesta (demokrasi), Saya memilih untuk menilai sajian dari 3 (tiga) aspek.

Ketiga hal tersebut yakni Aspek Pertama adalah pemahaman kandidat terhadap konteks setiap isu dan masalah yang saya anggap penting.

Aspek Kedua adalah pemahaman kandidat tehadap aspek isi atau substansi dari persoalan yang mengemuka di masyarakat. Dan terakhir Aspek Ketiga, yaitu pengenalan kandidat terhadap aspek proses.

Dalam setiap kebijakan publik, setiap orang akan berada dalam segitiga tersebut. Kecenderungan mendekat ke salah satu sudut, menepi ke salah satu sisi (sisi adalah garis yang menghubungkan dua titik) atau bahkan berada persis di titik berat segitiga menggambarkan apa bahan dari menu yang disajikannya.

Condong ke sudut konteks berarti yang bersangkutan memahami perkembangan isu mutakhir dan memiliki keinginan untuk memberi sumbangan terhadap penyelesaian isu tersebut. Dekat ke sisi konten menunjukkan pengetahuan yang bersangkutan dalam menangani langsung suatu permasalahan.

Adapun mereka yang dekat ke sisi proses menggambarkan kesadaran yang bersangkutan bahwa penyelesaian sesuatu masalah merupakan rangkaian tindakan dari sejumlah pihak yang bisa jadi tidak semuanya akan bisa dikendalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun