Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Lensa Buram Kesehatan Publik di Tengah Pandemi

23 Juni 2020   19:28 Diperbarui: 24 Juni 2020   08:00 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuci tangan (Photo by cottonbro from Pexels)

Ya, peralihan dari masalah kesakitan pada individu yang membutuhkan tindakan medis menjadi masalah kesehatan publik yang membutuhkan skema pelayanan kesehatan itulah gradasi yang sering tidak mampu kita fahami.

Segmentasi penanganan urusan pemerintahan, dikenal sebagai pembagian urusan dalam regulasi terkait, merupakan segmentasi yang terbangun secara vertikal dari tingkat pemerintahan terendah sampai ke tingkat pusat.

Kata lain dari segmentasi dalam kontek tulisan ini adalah pengkotak-kotakkan siapa berbuat apa. Dalam situasi normal mungkin ini tidak terlalu menjadi masalah. Manajemen publik modern (new public management) memang sangat mengagung-agungkan spesialisasi karena dipercaya membawa efisiensi dan efektifitas. 

Dibungkus dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas, konsep berpikir yang diadopsi dari korporasi itu nyatanya masih banyak meninggalkan pekerjaan rumah bagi birokrasi.

Korporasi yang berorientasi utama pada peningkatan kepuasan pemegang saham, dalam betuk profit, nyatanya berbeda dengan birokrasi yang orientasinya lebih ke pelayanan dan karenanya keuntungan tidaklah menjadi tujuan utama.

Pemerintah tidak boleh berbisnis dengan rakyat, bukankah kita sering mendengar kalimat ini?

Bahasan tentang ini kita simpan dulu, karena topik ini merupakan belantara tersendiri yang saya dan anda membutuhkan lebih banyak informasi dan pengetahuan untuk memampukan kita membedakan mana pohon, mana dahan dan mana ranting ketimbang melihat pepohonan sekadar sebagai semak-belukar lalu menggambarkannya sebagai hutan.

Kembali ke isu pandemi.

Kesehatan bagi rakyat menjadi tujuan utama negara ini didirikan selain kecerdasan rakyatnya. Pendidikan dan kesehatan adalah sektor yang proporsi ketersediaan anggarannya dijamin dalam undang-undang. 

Keduanya diandaikan akan menghasilkan generasi yang cerdas dan sehat dan dengannya mampu menyelesaikan masalah kesejahteraan terutama ekonomi. Ketiga hal itu yang kita kenal sebagai Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan menjadi salah satu ukuran membandingkan tingkat kemajuan antar bangsa di dunia.

Relatif belum kunjung melandainya grafik paparan dan keterjangkitan Covid-19 di negeri ini, alokasi anggaran kesehatan minimal 10% yang mestinya cukup signifikan dinilai menyiratkan masih jauhnya tujuan untuk menyehatkan rakyat. Data  tanggal 22 Juni 2020, dikutip dari laman worldometer, rerata kasus baru berada di kisaran 900-an dengan kumulatif mencapai 46.845 kasus dan 2.500 meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun