Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Lensa Buram Kesehatan Publik di Tengah Pandemi

23 Juni 2020   19:28 Diperbarui: 24 Juni 2020   08:00 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuci tangan (Photo by cottonbro from Pexels)

Sumber silang pendapat kalau kita amati sekilas, justru berangkat dari kesepahaman bersama bahwa pandemi harus ditangani bersama namun berakhir pada ketidaksepahaman perihal langkah teknis di lapangan.

Latar situasi pandemi sebagai setting silang-sengkarut publik kemudian didramatisir oleh perkembangan informasi tingkat keterpaparan yang masih menunjukkan kecenderungan menanjak.

Penanjakan jumlah keterpaparan berkorelasi terbalik dengan penurunan harapan akan adanya strategi bersama, fokus yang sama dan berbagi beban yang proporsional pada semua tingkat struktur sosial kita. 

Jadilah semua unit struktur sosial mengandalkan naluri untuk keselamatan diri bersama. Batasan bersama pada unit sosial ini adalah pada sejauh rentang interaksi setara antar warga, kedalaman keakraban yang telah terbangun dan kesepakatan memobilisasi sumber daya internal.

Disrupsi kohesi sosial ini yang saya maksud sebagai sekat-sekat sosial yang terbangun di tengah pandemi. Tampilan fisiknya adalah portal atau simbol penanda status lockdown lokal, penggunaan masker atau pelindung diri dan cara bersentuhan fisik.

Para pakar menyebutkan bahwa Covid-19 akan sangat berbahaya ketika kondisi kekebalan seseorang melemah. Pada seseorang yang memiliki kekebalan tinggi, Covid-19 dapat disamakan dengan influenza, artinya akan sembuh meski dalam rentang waktu yang cukup panjang.

Peralihan isu dari masalah kesehatan individu, yang ditentukan oleh kekebalan tubuh setiap orang, menjadi pandemi yang menggambarkan publik atau orang banyak, beriringan dengan pengaburan identitas.

Semakin tinggi tingkatan komunitas dan semakin luas cakupan wilayah yang terdampak, maka semakin kaburlah identitas orang per orang. Simaklah bagaimana pengumuman pejabat hanya menyebutkan nomor sebagai penanda, lalu disimpulkan dalam bentuk angka dan akhirnya ditampilkan dalam bentuk grafik.

Simak juga aktor pemberi informasi, pada tingkat individu akan disampaikan oleh tenaga medis yang secara personal masih memiliki kedekatan interaksi dengan pasien atau terduga.

Informasi dan saran akan disampaikan secara spesifik karena identifikasi yang jelas. Identifikasi penyakit, identifikasi kondisi fisik dan identifikasi tindakan dengan mudah dapat kita temukan alur logikanya. 

Namun ketika tingkatan relasi itu semakin berjarak, interaksi semakin terbatas maka semakin sulitlah kita menemukan alur penalaran kenapa suatu tindakan publik dipilih ketika identifikasi dan prediksi kondisi masih kabur dan kejelasan letak masalah belum disepakati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun