Mohon tunggu...
AMIN TRIANA DWI PAMUNGKAS
AMIN TRIANA DWI PAMUNGKAS Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi menonton pertunjukan budaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Buku Petualangan Don Quixote

3 Juni 2024   19:17 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:57 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Buku ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang memiliki nama asli Alonzo Quinjano. Pikiran laki-laki itu dipenuhi gagasan-gagasan liar, seolah-olah dia hidup di dunia mimpi dan angan-angan. Dia percaya bahwa dirinya adalah seorang Kesatria atau Don Quixote, hal ini disebutkan terjadi akibat laki-laki itu terlalu banyak membaca buku buku tentang kesatria. Karena kepercayaannya itu ia memutuskan untuk memulai petualangan demi mencari keadilan dan kebenaran. Ia memiliki seorang pengawal bernama Sancho Panza, seorang petani miskin yang sama bodohnya dengan Don Quixote, ia mau menjadi pendaming Don Quixote setelah diiming-imingi akan diberikan sebuah pulau setelah berhasil menang di suatu pertarungan. Namun Sancho Panza jauh lebih memiliki logika dibandingkan Don Quixote. Di sini lah titik menariknya karna sosok imajinatif bertemu dengan realistis.

Sekilas, mungkin tampak jelas bahwa Carvantes mengatakan buku buku tentang kesatria itu merugikan karna buku buku itu merubah Don Quixote menjadi orang gila. Namun, meskipun semua orang mengakui bahwa dia adalah orang gila, sebagian orang juga mengakui bahwa dia memiliki kebijaksanaan dan keberanian dalam dirinya. Sancho Panza juga memiliki semacam kebijaksanaan, dan orang menduga bahwa kebijaksanaan ini meningkat karena paparannya oleh Don Quixote. Meskipun perjuangan Don Quixote tidak berarti apa-apa, orang-orang tergerak oleh nasihat dan teladan bajiknya.

Keunggulan Buku :

Buku ini jenaka dan membuat tertawa terbahak-bahak, dan menawarkan bahan pemikiran filosofis. Carvantes tidak setuju dengan gagasan apakah don quixote itu baik atau tidak, ia menyerahkan keputusan itu kepada pembaca. Di buku ke-duanya, karakter dalam buku telah membaca buku pertama, dan fakta bahwa mereka telah membaca buku pertama memengaruhi apa yang mereka lakukan di buku ke-dua. Para tokoh bereaksi ketika mereka bertemu dengan tokoh-tokoh yang telah membacanya. Dan karakter yang mereka temui adalah penggemar dan kritikus. Ini sangat aneh tetapi menyenangkan.

Kekurangan Buku :

Ada banyak contoh berulang tentang Don Quixote yang salah mengartikan satu hal dengan hal lain dan terlibat dalam pertarungan yang tidak bijaksana sepanjang buku pertamanya, hanya sedikit dari adegan ini yang mendekati seefektif adegan 'rasaksa kincir angin' yang relatif awal. Oleh karena itu, ada sedikit kebosanan dalam adegan-adegan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun