Mohon tunggu...
Amien Laely
Amien Laely Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai informasi terkini, kesehatan, karya sendiri, religiusitas, Indonesia, sejarah, tanaman, dll

menulis itu merangkai abjad dan tanda baca, mencipta karya seni, menuangkan gagasan, mendokumentasikan, mengarahkan dan merubah, bahkan amanah serta pertanggungjawaban

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Pengadilan Bosan

18 Juli 2019   21:43 Diperbarui: 20 Juli 2019   01:00 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menunggu sampai tua. (pixabay,com)

Orang-orang mengadukan bosan kepada polisi  
Dengan berbagai delik dan alat bukti  
Tentang para suami yang meninggalkan istri
Dan para istri yang membohongi suami
Semuanya ulah bosan si raja provokasi

Emak-emak curhat di pengajian
Tentang bahaya bosan
Yang menjerumuskan ucok dan butet
Dan tentang persekongkolan antara bosan dan gadget
Mereka jadi malas mengaji
Apalagi menyelesaikan PR trigonometri

Tibalah saat di sidang pengadilan
Bosan duduk sendiri di kursi pesakitan
Ditanya sana-sini tentang segala tuduhan
Tanpa pengacara apalagi pengawalan

Saat vonis hendak dibacakan
Bosan pun menyanggah sambil sesenggukan
Kepada bapak hakim yang terhormat
Tidakkan bapak masih ingat
Tatkala dulu masih di kampung
Lalu kuliah di fakultas hukum
Bapak bertekat harus jadi pejabat
Karena sudah bosan hidup melarat
Bukankah karena bosan bapak sukses
Karena bosan pula bapak bisa putuskan sengketa pilpres
Jika saya divonis hukuman berat
Lalu siapa yang akan menyadarkan para penggugat
Bahwa bosan menderita itu berbuah bahagia
Bahwa bosan miskin itu berbuah kaya
Bahwa bosan gelap kan membawa pada terang
Bahwa bosan rindu harus diakhiri dengan bertemu
Harap pak hakim memvonis saya bebas
Agar saya bisa terus memberi nafas
Pada jiwa-jiwa yang tak mudah malu
Bahwa hidup ini harus berjibaku
Karena suratan itu tak ada yang tahu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun