Mohon tunggu...
amil triansyah
amil triansyah Mohon Tunggu... Lainnya - keperluan tugas mahasiswa

learn for life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dan Sahabat

25 November 2020   23:43 Diperbarui: 25 November 2020   23:50 1934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagaimana rasanya punya sahabat yang paling mengerti tentang keadaan kita, paling peduli dengan apa yang kita rasakan, penyelamat disaat kesusahan dan pemberi saran paling setia  disaat kebingungan? Pasti sangat menyenangkan. 

Ya, hal itu yang dirasakan gadis cantik dengan kulit kuning langsat dan mata lentik bernama Nadia Almira. Nadi, nama panggilan gadis itu, Nadi memang punya dua sahabat karib yang bernama Safira dan Risya. Mereka bertiga bersahabat dari jaman SMP.

" Nad, ini sheet masknya mana? Kok dimeja skincare lo ngga ada?" tanya Risya,
" Coba lo cari lagi di laci." sahut Nadia
" Udah gue cari kemana mana Nad, tapi ngga ada." Jawab Risya, sambil masih mencari sheet mask.
" Oiya sorry gue baru inget, sheet mask nya abis kemaren, gue belum beli lagi." Jawab Nadia
" Whattt abis? Yaahh kok abis sih." Kata Risya sambil manyun.
" Eh Risya, gatau diri banget sih lo! Kan dari kemaren yang make sheet masknya Nadia tuh elu. Harusnya dipake seminggu 2 kali eh lo pake tiap hari." Sahut Safira yang mulai emosi dengan Risya.
" Hehehe sorry, yaudah nanti gue beli deh buat ganti punya Nadia, ya dii?" kata Risya.
" Iya iya Risya boleh kok." Jawab Nadia sambil tersenyum.

Diantara ketiga cewek itu, Nadia memang anak yang paling kalem dan pendiam, tapi kalau sudah kenal atau dekat, dia bisa berubah 180 derajat jadi orang yang kocak. Sedangkan Safira adalah kebalikan dari Nadia, Safira adalah cewek yang friendly dan jago bela diri. Dia juga hobi ghosting para cowok. Kalau Risya adalah tipikal cewek periang yang friendly ke semua orang.

Keesokan harinya di SMA Tunas Bangsa, mendadak ramai dengan desas desus ada anak baru yang katanya ganteng ngga ketolong. Cowok itu bernama Adnan Zahir Abinaya pindahan dari London. Adnan sebelumnya memang bersekolah di London, namun dia diminta pulang ke Indonesia oleh ayah dan bundanya.

Berita tentang siswa pindahan sangat cepat menyebar ke seluruh penjuru sekolah, hingga kelas Nadira.

" Guys, kalian tau ngga ada anak baru? Dia pindahan gitu. " tanya Safira kepada Nadia dan Risya.
" Emang iya? Gue malah ngga tau. " jawab Nadia cuek sambil membaca novel kesukaannya.
" OH MY GOD Nadia, ini tuh trending topik di sekolah kita tercinta, masa lo ngga tau." Kata Safira gemas kepada Nadia yang sangat cuek.
" Saf lo kaya nggak tau Nadia aja sih. Oh ya, gua denger denger nih anak baru itu pindahan dari London, terus katanya ganteng beuddd." Celetuk Risya.
" Emang lo udah liat anaknya sampe lo bilang dia ganteng banget?" kata Nadia.
" Ya belum sih, tapi katanya emang ganteng banget ditambah dia juga pindahan dari London dong astagaaa. Gua yakin sih fix pasti ganteng banget." Kata Risya.
" Iyaa Ris, ah beruntung banget yaa anak anak yang satu kelas sama dia. Kenapa dia ngga di kelas kita aja sih. Duh mendadak pengen pindah kelas dong." Kata Safira.
" Mana bisa di kelas kita Safii, orang dia juga beda jurusan sama kita." Kata Risya.

Nadia mendengarkan ocehan sahabatnya dengan cuek saja sambil membaca novel. Sedangkan di kelas XII IPS 3, mendadak ramai karena ada murid baru. Para siswi hits sekolah berkumpul untuk melihat dan mencari perhatian dari siswa baru bernama Adnan itu.

Hari berganti hari sampai tiba hari Senin, hari yang paling menyebalkan bagi anak sekolah. Apa lagi kalau bukan karena upacara bendera. Para siswa merasa malas karena harus berdiri panas panasan sambil mengikuti serangkaian upacara, belum lagi amanat pembina upacara yang sangat panjang, sepanjang gerbong kereta api.

" Pengumuman kepada seluruh siswa dimohon untuk segera menuju lapangan karena sebentar lagi upacara bendera akan dimulai." Begitulah kira kira pengumuman yang selalu diumumkan setiap akan mulai upacara bendera.
" Guys ayo cepetan ke lapangan, bentar lagi mulai upacara. Jangan sampe nanti pas guru patroli kita masih di kelas. Lo semua tau kan Pak Sugeng itu galaknya kaya gimana, ayok cepetan!" kata Viko si ketua kelas.
" Aduh Nadia dimana sih kok belum dateng juga itu anak. Mana whatsapp gue ngga dibales lagi." Kata Risya yang khawatir dengan keberadaan Nadia.
" Iya itu anak kemana sih tumben banget belum sampe. Padahal biasanya dia yang paling awal dateng dari pada kita. Coba lo telfon dia gih." Kata Safira.
" Udah gue telfon dari tadi tapi ngga diangkat sama dia. Mungkin masih diperjalanan kali ya." Kata Risya.
" Kalian berdua ngapain masih ada di sini? Cepet ke lapangan, upacara mau mulai." Kata Pak Sugeng yang sukses membuat Risya dan Safira terkejut.
" Oiya baik pak." Kata Safira dan Risya yang kemudian berlari menuju lapangan.
Di tempat yang berbeda, Nadia sedang mendorong motornya sambil mencari tukang tambal ban terdekat. Tapi sampai sekarang belum menemukan juga, padahal biasanya tukang tambal ban banyak tersebar di jalan itu. Rasanya pagi itu adalah pagi yang sangat sial bagi Nadia.
Setelah berjalan sekitar 8 menit akhirnya ada tukang tambal ban. Tanpa membuang waktu, Nadia langsung menghampiri tempat tambal ban tersebut.
" Permisi bang, tolong ini saya mau tambal ban." Kata Nadia
" Silahkan neng, sini duduk dulu." Kata abang tambal ban

Nadia duduk menunggu abang tambal ban dengan cemas karena dia tau dia akan terlambat. Nadia baru sempat membuka hp nya dan menemukan chat dan telepon dari Risya. Kebiasaan buruk Nadia adalah mensilent hp yang menyebabkan kalau ada yang telfon dia ngga denger.

Setelah kurang lebih 5 menit motor Nadia akhirnya sudah beres dan ia melanjutkan perjalanan ke sekolah. Seperti dugaannya sesampainya di sekolah Nadia sudah terlambat. 

Para guru sudah berbaris di depan pintu gerbang sekolah untuk mengecek siapa saja murid yang terlambat. Siswa yang terlambat kemudian dikumpulkan menjadi satu barisan. Diantara siswa yang terlambat ternyata salah satunya ada Adnan. 

Setelah upacara selesai, siswa yang terlambat di minta untuk ke tengah lapangan dan di beri amanat agar ke depannya tidak telat lagi. Sudah bisa dibayangkan bagaimana malunya. Belum cukup sampai disitu, hukuman selajutnya adalah membuang sampah ke tempat pembuangan akhir yang ada di belakang gedung sekolah.

Di saat anak anak lain males malesan untuk melaksanakan hukuman tersebut, Nadia yang paling semangat.  Walaupun ia lelah karena mendorong motor tadi, tetapi ia ingin cepat selesai agar ia bisa kembali ke kelas. Saat hendak mengambil tempat sampah, Nadia sempat bertemu dengan Fanny anak kelas sebelah.

" Nad, lo kenapa kok tadi bisa telat?" tanya Fannny.
" Iya nih Fan, tadi ban motor gue bocor jadi gue harus tambal dulu. Mana gue nyari tukang tambal ban nggak ketemu pada tutup mereka, sial banget gue hari ini." Kata Nadia
Adnan yang berada tidak jauh dari tempat Nadia dan Fanny tidak sengaja mendengar obrolan mereka. Adnan cukup terkejut dan terkesan dengan Nadia yang terlihat semangat padahal dia habis kelelahan mendorong motor.
Setelah hukuman selesai, para siswa diperbolehkan masuk ke kelas masing masing.
" Eh bro, lo kenapa kok bisa telat?" tanya Zafran kepada Adnan setelah ia masuk kelas.
" Gua kesiangan bangun bro, habis itu macet parah. Mampus deh jadi telat." Jawab Adnan
" Wahh parah si lo." Kata Givin dan Zafran.

Walaupun melelahkan tapi Adnan bersyukur dia bisa tau ada cewek bernama Nadia yang menarik perhatiannya. Bel istirahat berbunyi, ada anak yang langsung pergi ke kantin atau shalat dhuha. 

Bagi anak kelas XII karena sebentar lagi melaksanakan UN maka tak heran banyak dari mereka yang lebih mendekatkan diri dengan Sang Pencipta salah satunya dengan beribadah sunnah shalat dhuha. Pada saat akan ke kantin, Adnan tidak sengaja melihat Nadia keluar dari Masjid. Lalu ia iseng bertanya ke dua sahabatnya.

" Itu anak yang duduk ditengah yang lagi pake sepatu siapa namanya?" tanya Adnan
" Nadia, anak kelas XII IPA 2. Anak yang terkenal kalem dan pinter." Kata Givin
" Terkenal cakep juga bro, jangan lupa itu." Tambah Zafran.
Adnan diam diam mulai tertarik pada Nadia.

Ke esokan harinya, saat Nadia bersama kedua sahabatnya hendak menuju perustakaan mereka tidak sengaja berpapasan dengan Adnan cs.

" Ya Tuhan itu Adnan cakep banget gila. Ga ngerti lagi." Kata Safira heboh setelah  berpapasan agak jauh.
" Bener banget! Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan! Gila ganteng banget." Sahut Risya.
Nadia hanya geleng geleng kepala dengan sikap kedua temannya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Adnan memang ganteng dan Nadia menyadari itu walaupun ia cuek dan tidak terlalu memikirkannya.
Di tempat lain, Adnan merasa senang berpapasan dengan Nadia, walaupun ia tidak menampakan hal itu.
Hari berganti hari dan Adnan terus terusan teringat dengan Nadia. Ia ingin mengenal Nadia. Lalu ia meminta nomor Nadia ke Givin. Givin dan Zafran yang sudah tau bahwa sahabatnya diam diam menyukai Nadia namun masih gengsi akhirnya meyakinkan Adnan.
" Bro, lo kalo mau deketin Nadia cepet gih. Lo tau kan Nadia itu anak cantik, kalem. Idaman semua cowo." Kata Givin kepada Adnan.
" Bener banget bro! Jangan sampe lo nyesel karna kelamaan." Sahut Zafran.

Akhirnya Adnan memberanikan diri untuk chat Nadia. Nadia awalnya kaget karena tiba tiba di chat oleh Adnan namun Nadia tetap meresponnya.

Adnan sering mengajak pulang bareng Nadia namun Nadia selalu menolak dan lebih memilih pulang dengan teman temannya.
Sampai suatu hari Adnan mengajak Nadia untuk mengunjungi pameran seni. 

Nadia awalnya menolak namun ia diyakinkan oleh kedua sahabatnya untuk ikut. Akhirnya Nadia dan Adnan pun pergi ke pameran seni tersebut, mereka saling mengobrol dengan asyik dan merasa satu frekuensi.

Melihat kedekatan antara Nadia dan Adnan, sebenarnya hati Safira sakit. Karena ia sebenarnya menyukai Adnan. Namun Safira menampik jauh jauh perasaan tersebut dan tetap berlaku biasa saja.

Hari hari berlalu Adnan dan Nadia semakin dekat, namun ia merasa ada yang aneh dengan sikap Safira. Ia sudah jarang berkumpul dan menjauhi Nadia. Nadia merasa bingung dengan sikap Safira.

Hingga suatu hari Safira berkata jujur kalau dia tidak kuat melihat kedekatan Nadia dan Adnan.
" Safira gue mau ngomong bentar sama lo, bisa?" kata Nadia kepada Safira
" Sorry nggak bisa gue sibuk." Kata Safira sambil berlalu pergi.
Nadia merasa sangat sedih dengan sikap Safira kepadanya, ia merasa Safira sudah berubah.
" Nadi lo yang sabar ya. Safira emang kaya gitu kan anaknya, labil sama childish juga." Kata Risya sambil menenangkan Nadia.
Sepulang sekolah seperti biasa Risya mampir ke rumah Nadia, namun sekarang terasa berbeda karena sikap Safira yang tiba tiba berubah.
" Risya, gue tuh bingung sama sikapnya Safira. Dia itu kenapa ya kok tiba tiba kaya gini. Gue bingung gue salah apa." Kata Nadia
" Gue juga ngga paham sama dia Nad." Jawab Risya.
" Atau kita ajakin Safira hang out ketempat biasa Ris, siapa tau dia mau." Usul Nadia.
" Boleh. Coba ya gue chat dia. Ah telfon aja lah biar cepet. Dia kan kalo chat slow respon."
" Halo Safii, nongkrong di tempat biasa yuk. Gue gabut nih." Kata Risya ditelfonnya.
" Boleh, ayok lah. Gue siap siap dulu." Jawab Safira diujung telfon.
" Oke gue berangkat sama Nadia ya, nanti lo nyusul." Kata Risya
" What sama Nadia? Gue mending ngga ikut deh kalo sama Nadia." Kata Safira
" Loh kok gitu sih, kita kan sahabatan bertiga masa Nadia ngga boleh ikut." Kata Risya
" APA SAHABAT? Sahabat tuh bisa ngertiin perasaan sahabat lianya. Gue ngga sudi punya sahabat kaya dia. Bye! Jawab Safira.
Nadia bisa mendengar suara Safira karena telfonnya di speaker oleh Risya. Nadia merasa sangat sedih dan bersalah kepada Safira.
" Nad, lo yang sabar ya." Kata Risya.
" Iya Ris, mungkin bener kata Safira gue emang salah ke dia. Oiya lo mendingan hang out gih sama Safira. Safira lagi butuh elo buat temen ceritanya Ris." Jawab Nadia.
" Oke gue mau, gue janji gua bakal bujuk Safira biar kita bertiga bisa akur kaya dulu lagi." Kata Risya sambil mmemeluk Nadia.
Di cafe, Safira dan Risya sedang makan dan Risya berusaha mengorek informasi tentang perubahan sikap Safira.
Akhirnya diketahui kalau Safira berubah karena ia merasa sakit hati dengan kedekatan Adnan dan Nadia. Safira merasa Nadia tidak memikirkannya yang menyukai Adnan.
Risya bercerita kepada Nadia tentang alasan berubahnya sikap Safira. Nadia merasa bingung memilih Adnan atau persahatanya.

Akhirnya Nadia memberanikan diri untuk bicara dengan Adnan.
" Ada apa Nad, tiba tiba lo ngajak ketemuan di sini." Kata Adnan
Ya, memang Nadia mengajak Adnan untuk bertemu di salah satu cafe dengan maksud ingin membicarakan tentang hubungan mereka.
" Adnan, gue minta maaf sebelumnya. Tolong mulai sekarang jauhin gue ya, gue ngga bisa deket deket sama lo lagi." Kata Nadia sambil menunduk karena takut.
" Loh kenapa?" jawab Adnan terkejut
" Kita ngga bisa terus bareng Nan, karena kalau kita bareng banyak hati yang tersakiti. Gue ngga mau persahabtan gue hancur Nan. Gue minta maaf banget." Kata Nadia.

Adnan mengalah dan mengiykan permintaan Nadia walaupun dengan berat hati.
Akhirnya Nadia dan Adnan sudah tidak dekat lagi. Dan Nadia kembali berkumpul dengan sahabatnya. Sakit memang kehilangan seseorang yang kita cintai. Namun lebih sakit lagi kehilangan sahabat hanya karena lelaki dan Nadia memilih sahabat dari pada Adnan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun