Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Prediksi Tahun 2024: Pelaku Bisnis Masih Dihadapkan Pada Kondisi Pahit?

30 Desember 2023   06:04 Diperbarui: 30 Desember 2023   06:07 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Oleh Amidi

Pelaku bisnis mulai merasakan kelegahan dalam memulai kembali bisnis-nya pada saat pandemi mulai mereda pada saat itu dan sampai kondisi terlihat aman.

Pada saat itu pelaku bisnis bidang kuliner, mulai bergairah kembali, konsuman yang akan makan/minum di rumah makan atau restoran  sudah bisa. Pelaku bisnis dibidang ritel, sudah mulai leluasa menggelar barang dagangannya, konsumen yang akan berbelanja kebutuhan sehari-hari sudah bisa mendatangi gerai-gerai ritel yang ada. Pelaku bisnis bidang fashion sudah bisa memajang berbagai fashion, yang sebelumnya fashion tersebut terlihat berdebu dan kusam, karena gerai tutup selama dua tahun.

Kondisi tersebut terus bergulir, namun pelaku bisnis masih merasakan kalau masa kejayaan yang sebelumnya pernah mereka capai, sampai saat ini belum kembali seperti sedia kala.

Misalnya, pelaku bisnis bidang jasa perhotelan dan restoran. Masih ada dikalangan pelaku bisnis ini sampai saat ini belum dapat bangkit dari keterpurukannya. Masih ada yang mengeluh, karena mereka belum dapat mengganti, memperbaiki, bagian bangunan hotel dan restorannya yang sudah rusak atau sudah usang, karena tutup beberapa tahun.

Namun, sudah ada juga pelaku bisnis yang sejak pandemi mereda sampai saat ini sudah bisa "eksis" kembali. Bila dicermati, walaupun mereka sudah eksis kembali, namun mereka  masih dihantui oleh kondisi bisnis yang masih terseok-seok, kondisi bisnis yang masih pahit.

Bila disimak, kondisi bisnis sepanjang tahun 2023 ini, antara memberi harapan dengan memberi ancaman. Betapa tidak, di negeri ini dan atau di daerah ini, memang  beberapa tahun ini terlihat ada kegairan bisnis, yang ditandai dengan masuknya pelaku  bisnis baru dan atau adanya ekspansi bisnis dari para pelaku bisnis yang sudah ada.

Unit bisnis baru tersebut, misalnya  bisnis dibidang kuliner, berupa penjualan es cream, penjualan teh (cup), penjualan kopi yang mengandalkan brand, penjulaan makanan ringan (mie), penjualan barang  kebutuhan pokok berupa makanan (super market) dan lainnya.

Memang awalnya, bisnis baru sekaligus pelakunya sebagai pendatang baru tersebut menunjukkan kemajuan, yang ditandai dengan mereka membuka gerai dimana-mana, ada yang mempunyai program membuka 1000 gerai dan ada yang mempunyai program membuka  100 gerai dan seterusnya, yang intinya mereka akan terus menambah gerai-nya.

Kondisi Pahit Masih Menerpa.

Namun, dalam perjalannya, karena mulai masuknya pendatang baru, misalnya masuknya pendatang baru pelaku bisnis bidang kuliner (es cream), masuknya pendatang baru pelaku bisnis bidang kuliner (mie), maka pelaku bisnis yang sudah terlebih dahulu hadir atau terlebih dahulu masuk pasar tersebut, mulai terancam.

Mengapa mereka terancam? Jawabnya karena konusmen yang ada terbatas, sementara konsumen yang ada tersebut sudah mulai  tersebar, jika sebelumnya konsumen yang ada   hanya membeli  es cream atau mie pada gerai yang sudah terlebih dahulu hadir tersebut, akhirnya konsumen mulai terbagi, gerai yang sudah dahulu ada  mulai terlihat sepi.

Tidak hanya fenomena ini yang mewarnai belantika dunia bisnis di negeri ini atau daerah ini, tetapi ada fenomena lain di tahun 2023 ini yang ikut mewarnai permasalahan belanitka dunia bisnis yang ada.

Misalnya, ada unit bisnis besar yang sudah terkenal dibidang peralatan  rumah tangga, biasanya dalam suatu kawasan atau suatu lokasi mereka hadir berdua.  Pada tahun 2023 ini mereka juga dihadapkan kendala, masih merasakan pahit-nya dalam memburu konsumen. Memang, pada saat gerai/toko mereka baru buka atau lounching, karena ada diskon dan dorongan konsumen ingin tahu, dapat dipastikan gerai mereka akan diserbu oleh konsumen, namun setelah berlangusung lebih kurang satu/dua bulan mulai terlihat sepi.

Mengapa sepi ?, ada berapa  faktor yang menyebabkannya, antara lain  karena  rendahnya atau turunnya pendapatan masyarakat yang mendorong turunnya daya beli,  karena terus bertambahnya unit  bisnis  dibidang yang sama.

Kemudian kondisi pahit tersebut, sampai tahun 2023 ini masih saja terjadi,  tidak sedikit unit bisnis besar yang berguguran alias  tutup. Baik yang tutup pada priode sebelumnya,  maupun yang tutup pada  tahun berjalan atau tahun 2023 ini.  

Maaf, saya menyebutkan nama unit bisnis yang tutup tersebut, seperti  Giant, Ramayana, Carrefour, Transmart, dan beberapa yang lain-nya. Sepertinya unit bisnis yang sudah  tutup tersebut, diperkirakan sulit untuk bangkit di tahun 2024 nanti. Apalagi  bila kondisi  geopolitik di negeri ini di tahun 2024 nanti tidak kondusif, maka akan berpengaruh terhadap kondisi bisnis, kegiatan bisnis akan terganggu.

Persaingan Ketat Masih Menghantui.

Bila disimak, di tahun 2023 ini dan diperkirakan akan berlangusung di tahun 2024 nanti, antar unit bisnis yang sejenis dan antar unit bisnis yang berbeda masih menunjukkan adanya tingkat persaingan yang ketat. Saat ini saja, sudah terlihat kalau terjadinya persaingan ketat tersebut.

Masih dalam hitungan bulan,  hadirnya suatu unit bisnis baru, seperti bisnis bidang kuliner (es cream,mie,dan lainnya), eh, tidak lama kemudian sudah hadir lagi unit bisnis yang sama dengan nama dan pemilik yang berbeda. Fenomena ini ternyata mewarnai belantika dunia bisnis kuliner yang ada di negeri ini.

Jika pihak yang disaingi mempunyai program terus memperbanyak gerai/toko, pesaing atau pelaku bisnis selaku pendatang baru pun demikian. Jika pihak yang disaingi mempunyai strategi bisnis dan atau startegi promosi tertentu, begitu juga pesaing atau pelaku bisnis selaku pendatang baru pun demikian. Singkat kata, mereka saling mengintip antar mereka, demi memenangkan persaingan tersebut, apalagi bila mereka sama-sama  mengejar posisi sebagai market leader dibidang-nya.

Alternatif Solusi.

Pertama. Merevisi program yang sudah dicanangkan. Misalnya, jika kita telah mempunyai program 1000 gerai, program membuka unit baru diberbagai sudut kota, dipelosok-pelosok sebagai pengembangan,   mungkin sebelum melanjutkan program tersebut,  perlu ditinjau ulang terlebih dahulu, perlu dilanjutkan atau tidak.

Kedua. Bagi unit bisnis yang sudah menambah gerai/toko nya dikawasan pemukiman, yang biasanya unit bisnis tersebut tempatnya di Mal, karena mau memburu atau mendekati konsumen, ia membuka di kawasan pemukinan, maka perlu meninjau ulang juga, jika gerai yang kita buka tersebut terlalu besar yang akan menelan biaya besar, maka tidak ada salahnya, gerai tersebut  kita sesuaikan dengan kondisi tingkat keramaian dikawasan tersebut, misalnya membuka gerai khusus untuk pengiriman (delivery)  saja atau hanya melayani konsumen yang membeli  tidak  makan ditempat atau dibawak pulang.

Ketiga. Jika kondisi bisnis di tahun 2024 nanti memang masih dirasakan pahit, tidak ada salahnya dilakukan merger. Misalnya beberapa gerai kita gabung menjadi satu gerai, hal ini selain untuk menekan biaya juga menyesuaikan dengan tingkat keramaian pengunjung/konsumen.

Keempat. Dalam menghadapi persaingan ketat tersebut, lakukan terus inovasi bisnis, inovasi dari berbagai aspek. Ini penting, agar konsumen yang sudah menjadi pelanggan kita tidak mengalami kejenuhan dan pindah ke lain hati.

Akhirnya suatu langkah yang tidak kalah pentingnya adalah sedapat mungkin menciptakan ke-khas-an dan atau ke-unik-an produk kita, agar  tampilan produk kita, cita rasa produk kita, dan aroma produk kita berbeda dengan yang lain. Kemudian untuk mendongkrak daya beli masyarakat/konsumen, agar dunia bisnis bergairah, kita perlu mendorong agar pelaku bisnis atau institusi swasta membayar pegawai  sesuai dengan ketentuan/ketetapan Upah Minimum Regional atau Provinsi (UMR/UMP) dan memberikan berbagai incentif kepada pelaku bisnis serta bantuan tunai kepada masyarakat/konsumen. Selamat Berjuang!!!!!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun