Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Apa Penyebab Sebenarnya Transmart Saat Ini Berada pada Titik Terendah?

30 Juni 2023   19:48 Diperbarui: 1 Juli 2023   11:01 6421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transmart. Sumber: Tribun Padang/MERINDA FARADIANTI via kompas.com

Tidak hanya itu, bahwa produk yang ditawarkan di gerai Transmart dan Carefour pun juga sama yakni sudah banyak disediakan digerai-gerai diluar Mall yang lokasinya tersebar diberbagai kawasan perkampungan  dengan tujuan untuk mendekati diri dengan konsumen. 

Sehingga konsumen sudah tidak perlu pergi lagi ke Mall, ke Trasnmart atau ke Carefour yang berada di Mall  untuk membeli produk atau barang yang mereka butuhkan tersebut, mereka saat ini sudah cukup keluar rumah dengan jarak tidak terlalu jauh sudah bisa menjangkau gerai atau toko yang menjual produk yang diinginkannya/dibutuhkannya. Piadahal produk atau barang tersebut selama ini hanya tersedia di gerai yang ada di Mall.

Kemudian, memang persaingan antara unit bisnis konfensional dengan unit bisnis digital, memang luar biasa "sengitnya". Konsumen sudah cendrung membeli cukup dengan menekan tombol "HP" memesan produk atau barang yang dibutuhkannya, membeli dengan cara "online" tersebut sudah digandrungi  anak negeri ini. Sehingga bisnis konfensional, sudah tergeser.

Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah persaingan "harga", harga produk atau barang yang ada di gerai atau toko yang ada dikampung-kampung dekat dengan pemukiman konsumen, terkadang harganya memang lebih rendah dibandingkan dengan harga produk atau barang yang ada di gerai dalam Mall. 

Hal ini memungkinkan, karena mereka yang melakoni bisnisnya di Mall dengan di luar Mall, dari sisi "cost" memang ada perbedaan, sehingga pelaku bisnis yang berada di luar Mall atau yang membuka unit bisnisnya didekat perkampungan konsumen, dapat menjual produk atau barangnya dengan harga  lebih rendah dari harga produk atau barang yang ada di mall.

Langkah Antisipasi.

Sekali lagi perlu saya sampaikan, karena sebelumnya pernah saya sampaikan dalam tulisan  terdahulu bahwa pelaku bisnis yang membuka gerai di Mall harus melakukan penyesuaian dengan kondisi pasar yang ada. 

Tidak ada salahnya memperkecil kapasitas unit bisnis kita yang sudah ada di Mall tersebut, semabari membuka juga unit bisnis yang sama di tempat-tempat yang mudah dijangkau konsumen, misalnya di kawasan perkampungan dekat pemukiman konsumen tersebut.

Ini penting, untuk mengimbangi kondisi pasar yang ada saat ini dan juga mengimbangi persaingan harga yang sudah tercipta tersebut. Kemudian, selain itu, dengan kita membuka unit bisnis baru untuk memanjakan konsumen berbelanja tersebut, akan mendorong konsumen untuk berbelanja berkali-kali, karena jaraknya dekat dengan perkampungan mereka.

Untuk menengahi dan atau mengantisipasi persaingan usaha yang semakin tajam tersebut, tidak ada salahnya kalau Komisi Pengawas Persiangan Usaha (KPPU) lebih jeli lagi melihat persoalan yang satu ini. Memang persaingan usaha tersebut sah-sah saja dilakukan oleh masing-masing pelaku usaha, namun bila ada sisi yang tidak wajar atau justru mengarah pada praktik monopoli atau oligopoli, maka perlu ada tindakan tegas dari pihak yang berwenang termasuk KKPU tersebut.

Saat ini bisa kita saksikan sendiri dilapangan, tidak sedikit unit usaha ritel yang sudah cendrung mengarah pada praktik monopoli atau oligopoli, mungkin tidak heran lagi kalau kita menyaksikan suatu produk atau barang yang tadinya diproduksi oleh unit usaha tertentu, tiba-tiba sudah bisa diganti "merek" dengan merek dagang mereka. Apakah yang demikian, tidak melanggar etika bisnis dan sekaligus melanggar etika persiangan, karena tindakan tersebut sudah mengarah pada tindakan persaingan yang tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun