Mohon tunggu...
AMI MUSTAFA
AMI MUSTAFA Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Apalah apalah, jangan ribet! aku sendiri sudah cukup ribet orangnya

Nulis suka-suka, tema suka-suka, konsistensi suka-suka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Tradisional Kami dan Kalian

27 November 2020   21:20 Diperbarui: 27 November 2020   21:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Masih ada yang ingat permainan jaman kecil dulu? Main congklak, bola bekel, ular tangga, main karet gelang dan lainnya. Permainan yang bisa dilakukan di dalam rumah hingga anak-anak tetap dalam pengawasan orang tua. Juga tidak terlalu banyak mengeluarkan energi karena masih hari sekolah. Saat kanak-kanak dulu aku dan kakak-kakak termasuk yang dibatasi main di luar pekarangan rumah. 

Hari Minggu pagi adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Karena Minggu pagi kami boleh bermain agak jauh dari rumah. Tempat favorit aku, kakak dan sepupuku adalah perkebunan yang jaraknya 7 km dari rumah. Pagi-pagi sekali kami berjalan kaki ke perkebunan. Saat itu kendaraan masih jarang. Kebayang kaki-kaki kecil kami menyusuri jalan panjang yang untuk ukuran anak kecil sudah cukup jauh. Tapi kami melakukannya dengan gembira seolah sedang berpetualang.

Sambil bersenda gurau mencari buah ciplukan yang tumbuh di semak pinggir jalan. Menangkap belalang atau kumbang padang. Sama sekali tidak mengeluh meski tubuh bersimbah peluh. Sampai di dusun perkebunan istirahat sejenak, makan bekal ubi rebus yang disiapkan keluarga di dusun. Setelah itu pergi ke sendang dan berenang, main tangkap bola di air sampai air sendang menjadi keruh dan penduduk dusun yang sedang mencuci berteriak menyuruh kami berangkat dari air.

Dusun kecil di perkebunan yang mayoritas penduduknya adalah petani kopi punya rumah dengan halaman luas sebagai tempat menjemur kopi. Saat sedang tidak musim panen kopi halaman ini jadi tempat bermain yang seru. Main gobak sodor, main kelereng,   gatrik, bola kasti, balapan egrang dan lain-lain. Kalau bosan kami akan berkelana lagi ke dalam kebun mencari buah kemiri (Aleurites moluccanus) atau biji kluwih (Artocarpus Camansi). Sungguh hari Minggu yang seru, menyenangkan dan menyehatkan tubuh serta pikiran.

Kalau melihat anak-anak jaman sekarang sungguh jauh berbeda. Sangat jarang yang masih memainkan permainan tradisional malah mungkin tidak lagi mengenalnya. Teknologi sudah menggerus permainan tradisional. Anak-anak lebih asyik dengan gadget, main game baik yang offline maupun yang online. Yang online ini kadang berbayar, kan. Selain itu terlalu asyik dengan gadget membuat anak kecanduan dan kesulitan bersosialisasi. Berkumpul bersama keluarga atau teman sebaya malah asyik sendiri dengan gadget masing-masing. 

Lama-lama permainan tradisional anak akan hilang dan dilupakan. Tapi kalau kita orang-orang dewasa perduli akan kelestarian permainan tradisional kita bisa mengajak dan memperkenalkan pada anak-anak dengan menyediakan alat-alat permainan itu misalnya. Atau pemerintah bisa lebih sering mengadakan event yang menampilkan permainan tradisional, seperti lomba atau pagelaran. 

Anak yang lebih senang berdiam di kamar main gadget dan bersosialisasi di media online diajak jalan-jalan ke pedesaan, hiking ke gunung atau bersepeda di hari libur untuk mengurangi ketergantungan pada gadget.

Permainan tradisional sangat banyak manfaatnya untuk anak. Selain menyehatkan tubuh, merangsang kreatifitas juga melatih kemampuan bersosialisasi anak. Belajar berhitung dari permainan congklak, mengatur strategi dalam permainan gobak sodor, belajar bekerja sama dalam permainan  bola kasti dan banyak lagi.   Alangkah baiknya jika permainan tradisional anak dilestarikan tidak hanya jadi kenangan yang lama-kelamaan terlupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun