Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidya_ Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Superhero Baru Bernama Imunoterapi Kanker

20 Februari 2020   23:44 Diperbarui: 20 Februari 2020   23:43 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sisi lain, kemoterapi bekerja dengan cara menyerang sel kanker. Namun bukan cuma sel kanker yang terkena serangan kemoterapi, melainkan juga semua sel aktif di tubuh kita seperti sel rambut, kuku, atau kulit. Akibatnya sel sehat ikut mati bersama sel kanker.

Itulah perbedaan sederhananya. Imunoterapi membangun kembali semangat juang sistem imun tubuh kita sehingga mampu mencari, mengenali, dan mengendalikan sel kanker. Dampaknya dahsyat. Batalion Sel T, tentara imunitas kita, akan terus-menerus meronda ke seluruh tubuh.

Laman www.kalahkankanker.com bisa jadi rujukan terkait kanker di tanah air. O ya, imunoterapi kanker juga sudah ada dan berkembang di Indonesia. Tentu saja hal itu kabar gembira. Para penyintas kanker di Indonesia bagai melihat cercah cahaya menembus dinding "putus asa" sehingga hati kecil mereka meyakini bahwa "masih ada harapan".

Superhero Baru Itu Mahal?
Kisah keberhasilan Jimmy Carter melawan kanker tentu saja memantik semangat. Tidak lama, Carter hanya butuh tiga bulan masa terapi. Dengan kata lain, harapan sembuh itu masih atau selalu ada. Bahkan autobiografi Carter kemudian menerima Grammy Award pada 2016. Kisah yang "berakhir bahagia".

Akan tetapi, patut dicamkan bahwa tidak semua penyintas kanker sama nasibnya seperti Jimmy Carter. Bagaimanapun, Carter itu mantan presiden. Tidak tanggung-tanggung, mantan presiden Amerika Serikat yang kita kenal sebagai negara adidaya dan adikuasa.

Penyintas kanker di Indonesia tidak semuanya kaya. Itulah titik krusialnya. Biaya. Jika biaya berobat per tiga minggu kita taksir kira-kira Rp30 juta, biaya itu tampak cetek bagi orang kaya, tetapi sangat mahal bagi orang miskin.
Lebih memilukan lagi, imunoterapi kanker tidak termasuk dalam daftar tanggungan Badan Penyelenggara BPJS. 

Apabila Badan Penyelenggara BPJS bersikukuh tetap tidak menanggung imunoterapi kanker, alamat rakyat miskin menggigit jari. Seperti bermimpi melihat "harapan manis", padahal yang ada justru "kenyataan pahit".

Tetap saja ada harapan. Siapa tahu hati para petinggi negara dan penyelenggara BPJS tiba-tiba terketuk dan jatuh iba, lalu mencantumkan imunoterapi kanker sebagai tanggungan BPJS. Jika itu terjadi, harapan manis atas keberadaan superhero baru bernama imunoterapi kanker akan menjadi kenyataan manis bagi rakyat miskin.

Semoga saja, seperti Jimmy Carter, masyarakat dari kalangan menengah ke bawah juga dapat mengerahkan Batalion Sel T di dalam tubuhnya untuk mengalahkan sel kanker.

Amel Widya

Rujukan:
1. Jimmy Carter dan Kanker Kulit;
2. Jimmy Carter Sembuh dari Kanker;
3. Imunoterapi Kanker Janji untuk Masa Depan;
4. Protein PD-L1 dan Imunoterapi Kanker;
5. Pengobatan Imunoterapi Kanker;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun