Mohon tunggu...
Amelia Nur Fauziah
Amelia Nur Fauziah Mohon Tunggu... Human Resources - Public Relations

hello, its me!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Analisis Film "The Pursuit of Happiness"

27 April 2021   19:50 Diperbarui: 27 April 2021   20:08 3864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Pursuit of Happiness merupakan film yang diproduksi pada tahun 2006 dengan genre biografi dan drama. Film ini dimainkan oleh Will Smith, Jaden Smith, Thandie Newton dan Dan Castellaneta. 

Sang anak memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap sosok ayahnya, prinsip dirinya akan peran dan sosok ayah yang berhasil sangatlah kuat. Hal ini dibuktikan dengan kesetiaannya hidup bersama Chris walaupun keadaan sangat tidak memungkinkan. Chris Gardner adalah seorang ayah yang rajin, pintar, semangat kerja tinggi dan punya impian yang besar untuk keluarga, seperti kebanyakan dari kita. Dengan latar belakang seorang sales dan penjual, dia memberanikan diri untuk mengambil sebuah tawaran untuk menjadi distributor sebuah alat kedokteran yang baru dan canggih. 

Dengan rasa percaya diri dan cinta serta kepercayaan dari putranya, Chris Gardner mengatasi rintangannya untuk menjadi legenda Wall Street. Keyakinan akan hidup mandiri pada diri Chris dibentuk sejak masih anak-anak, dimana Chris tumbuh tanpa ayah, dan dia mengatakan bahwa dia tidak bisa melihat ayahnya sampai dia berusia 28. Ini membuatnya bertekad untuk menjadi ayah terbaik bagi putranya.

Selain itu, Chris yang ingin menjadi diri ideal adalah pria sukses yang bahagia. Hal ini merupakan bentuk dari ideal self yang ada pada diri Chris Gardner. Sambil berdiri di luar tangga kantor pialang saham, dia berkomentar bahwa semua orang dari kantor itu tampak bahagia, dia bertanya-tanya mengapa dia tidak bisa sebahagia mereka. Ambisi terbesarnya adalah menjadi sukses dan bahagia seperti mereka. Kesuksesan yang diraih oleh Chris Gardner adalah hasil dari dorongan dalam diri untuk keluar dari masalah-masalah yang dihadapi dan dia ingin putranya tahu siapa ayahnya.

Dari hal inilah Chris berusaha mengkompensasi inferioritasnya dan berusaha untuk mencapai superioritasnya. Dengan didukung oleh tujuan fiksi, diri sadar, diri kreatif, gaya hidup dan kepentingan sosial yang kesemuanya itu ada dalam diri Chris dan saling mendukung satu sama lain sehingga menjadikan Chris seseorang yang ahli dalam bidangnya.

Chris memaksimalkan proses eksplor didalam hidupnya selama bertahun-tahun sebelum menjadi sukses, serta selalu berkomitmen tinggi untuk kesuksesannya demi putra kandungnya. Dua hal tersebut membuat identitas Chris semakin kuat. Untuk memiliki identitas diri yang sehat, seorang remaja harus mengekspor berbagai hal, seperti mengenali diri (kekuatan dan kelemahan pribadi), berelasi sosial (dengan berbagai kalangan), sekolah (pelajaran yang diminati, jurusan sekolah lanjut), bekerja (berbagai karir), politik (berbagai pilihan), rohani (agama dan aspek-aspeknya), dsb. Setelah mengeksplorasi berbagai kesempatan yang ada, seseorang harus membuat komitmen di berbagai hal tadi. Dengan komit terhadap sejumlah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan goal-goal identitas seseorang terbentuk.

Di tempat kerja, identitas sering dinegosiasikan dalam interaksi dengan orang lain. Hal ini sering kali melibatkan penyebutan diri terhadap orang lain, membuat mereka dalam posisi berubah. Chris dengan jelas mendefinisikan dirinya sebagai wiraniaga yang sukses berbeda dengan orang lain di kantor. Karakternya (yang menggunakan bahasa yang kuat) tidak pernah menyebutkan namanya, sebaliknya dia mendefinisikan dirinya berdasarkan apa yang dia miliki: mengendarai mobil seharga $ 80.000 dan menghasilkan $ 970.000 dalam satu tahun. Dia memperjelas perubahannya dengan membandingkan BMW-nya dengan tenaga penjual yang kurang sukses milik Hyundai.

Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, Chris mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu. Dengan banyaknya penderitaan yang dialami oleh Chris Gardner, ditambah usaha kerasnya memang pantas meraih kesuksesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun