Mohon tunggu...
Ameliasilva Zahwa
Ameliasilva Zahwa Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Medan

halo, aku Amelia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

" Kebanyakan generasi Z ketika galau suka selfharm. kenapa harus selfharm? "

22 Juli 2025   00:11 Diperbarui: 22 Juli 2025   00:11 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hal ini bisa menyebabkan overdosis/tak sadarkan diri. 

- Menarik rambut sendiri. 

Biasanya mereka melakukan selfharm untuk mengalihkan atau meredakan emosi negatif seperti, marah, cemas, kesepian, atau perasaan hampa. Biasanya juga untuk menghukum diri karena merasa bersalah atau terlalu rendah diri. 

dewasa dan remaja muda rentan mengalami selfharm. Terutama yang memengalami tekanan mental, trauma, perundungan (bullying) atau masalah keluarga. Dan orang dengan kesehatan mental seperti depresi, gangguang kecemasan, borderline personality disorder (BPD). 

Tanda tanda orang mengalami/kemungkinan melakukan selfharm adalah, luka yang sering terjadi tanpa alasan, menutupi/menyembunyikan bagian tubuh dengan dengan lengan panjang atau hoodie dan semacamnya, menjauh/menarik diri dari pergaulan dan perubahan emosi drastis yang sudah dijelaskan. 

Selfharm itu bukan jalan yang benar untuk melampiaskan semua masalah yang kita alami. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya jika pikiran kita jernih dan dengan kepala dingin. Banyak generasi Z yang mengalami hal ini karena mereka memang rentan mengalami depresi, tekanan batin dan emosi yang tidak stabil. 

Selfharm ini bisa diatasi dengan pertolongan profesional yang sangat penting. Terapi seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy), konseling, dan dukungan keluarga atau teman sangat membantu. Juga penting untuk membangun cara-cara sehat dalam mengekspresikan emosi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun