Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Lelaki Yang Sabar Itu Bernama Bapak Rumah Tangga

12 Oktober 2025   14:37 Diperbarui: 12 Oktober 2025   14:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ayah mengajarkan anaknya untuk bebersih toilet (Foto : PAVEL DANILYUK VIA PEXELS)

Di dalam sebuah keluarga, peran kedua orang tua sangat penting untuk membina keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, begitu juga mendidik anak - anak. Setiap rumah tangga memiliki kesepakatan masing - masing. Kesepakatan itu bisa saja siapa yang mengambil peran dalam bebenah rumah, memasak, mencari nafkah dan lain - lain. Di jaman dan era terbuka seperti sekarang ini, dimana kemajuan teknologi dan sosial media , mungkin mendidik sebagian orang untuk lebih open minded dengan hal - hal yang baru dari segala lini kehidupan.

Di lingkungan tempat saya tinggal, bapak - bapak terlihat sibuk antar jemput anak nya sekolah di pagi hari dan siang hari. Sementara sang ibu sudah berangkat kerja lebih pagi. Beberapa tetangga, ibu nya kerap pulang malam, sedangkan sang ayah di rumah berkutat dengan pekerjaanya. Selidik punya selidik ternyata profesi sang ayah adalah pekerja remote job alias bekerja di rumah sebagai pekerja paruh waktu.

Ada juga sang ayah yang memiliki usaha di rumah atau wiraswata sehingga waktu untuk keluarga lebih fleksibel. Berbeda cerita dengan tetangga satu blok dengan saya, satu nya istri nya bekerja sebagai manager, sedangkan suaminya pensiunan dan mengelola restoran.

Dinamika mereka berjalan dengan harmonis, sang istri yang notabene wanita karir sudah tidak terlihat lagi mengantar jemput anaknya sekolah. Kegiatan ini di lakukan oleh suaminya, sepertinya mereka baik - baik saja bertukar peran seperti ini. Dan sah - sah saja, terlebih kebersamaan sang ayah dengan anak nya terjalin dengan baik, mengingat sang ibu sibuk di kantor.

Bagaimana dengan saya sendiri ?.

Saya sendiri pernah mengalami hal ini, ketika itu profesi suami yang juga sebagai pekerja paruh waktu. Rasa nya bagi saya dengan ada nya suami di rumah merasa terbantu. Karena pekerjaan berat seperti mencuci baju yang seabrek - abrek, mencuci piring, bahkan merayu anak yang sedang tantrum justru menjadi keahliannya. Suami selalu sabar menghadapi anak yang tantrum , mengajak main anak yang energinya tiada habis, terkadang bantu memasak jika saya sedang tidak enak badan karena kecapaian.

Justru kehadiran sang bapak rumah tangga sangat membantu, tapi, terkadang keberadaan bapak rumah tangga juga mengundang cibiran seperti, gak ada kerjaan dan pengangguran.  Padahal bagi pasangan si bapak rumah tangga , kehadiran di rumah sehari - hari sangat menolong pekerjaan rumah tangga , rasa penasaran tetangga  kemudian berlanjut, pertanyaan semakin berkembang seperti ; 

' apa sih kerjaan si bapak rumah tangga ? '.

Padahal apapun pekerjaannya, bagi seorang suami yang rela membantu pekerjaan rumah tangga tidaklah mencoreng marwah suami sebagai seorang laki - laki. Justru itu adalah ciri laki - laki sejati, yang tidak melulu harus bekerja sepanjang hari di kantor atau pencari nafkah utama di dalam keluarga.

Sejatinya, keluarga yang harmonis adalah terjalin nya komunikasi yang baik  antara suami dan istri, terlebih keterbukaan perihal ekonomi keluarga seperti mencari nafkah. Bagi penulis, doktrin patriaki di dalam budaya timur memang memegang kepemimpinan seorang pria di dalam rumah tangga, termasuk perihal mencari nafkah.

Namun, jaman pun terus berkembang dan berubah seperti sekarang ini. Dimana tuntutan ekonomi tidak melulu baku seorang suami yang pergi mencari nafkah, hari gini , untuk menutup kekurangan kebutuhan sehari - hari, sang istri pun ikut mencari nafkah dengan porsi mencari tambahan. Banyak ibu - ibu yang saya kenal dan di lingkungan dimana saya tinggal atau kerabat, para ibu - ibu rumah tangga juga ikut mencari uang dengan cara berdagang.

Kerabat keluarga penulis , walaupun suami nya bekerja sebagai PNS , BUMN dan perusahaan swasta dengan posisi yang strategis, sang istri tetap ikut mencari nafkah untuk mensiasati kebutuhan rumah tangga yang kurang , jadi sang istri gak melulu nunggu uang dari suami untuk sekedar beli kebutuhan sang istri. Cara ini cukup membantu roda perekonomian rumah tangga.

Kembali ke soal bapak rumah tangga, lelaki yang sabar itu bernama bapak rumah tangga adalah orang yang bertanggung jawab baik dalam urusan pekerjaan kantor dan rumah tangga, selain itu, kehadiran seorang ayah di dalam membersamai dan bonding bersama anak adalah waktu yang berkualitas terlebih masa kanak - kanak di rasa singkat dan krusial sehingga kedua peran orang tua sangat penting dalam mendidik dan mengasuh anak - anak.

Pasti nya akan sangat berbeda anak yang di besarkan sendiri oleh ibu atau ayah, atau anak yang di besarkan oleh kedua orang tua. Peran seorang ayah atau bapak di dalam mengasuh anak akan melahirkan anak - anak yang tangguh, disiplin, berdaya juang , kuat, mandiri, berani dan bertanggung jawab. Jadi kehadiran seorang bapak rumah tangga di dalam keluarga secara tidak langsung ikut andil di dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan betapa berharganya waktu itu ketika mereka ada. 

Sungguh tidak akan terhina seorang bapak yang ringan tangan di dalam membantu pekerjaan istri di rumah, hal ini juga senantiasa akan menjadi contoh yang baik bagi anak - anak bahwa, tidak ada pekerjaan rumah tangga yang di kerjakan sesuai jenis kelamin.

Anak laki - laki tidak di 'haram' kan menyapu, mengepel, memasak , membereskan tempat tidur , menyiram tanaman , mengelap, sedangkan anak perempuan tidak melulu harus membantu ibu di dapur, tapi bisa juga mencuci baju, menjemur pakaian,  menjaga adik bayi, bahkan mencuci motor, mobil, menguras bak, semua sama - sama belajar dan tidak ada pembeda jenis pekerjaan sesuai dengan jenis kelamin. 

Kelak anak - anak yang di besarkan dengan cara seperti ini akan menjadi anak yang mandiri , fleksibel, tidak kaku dan akan mempermudah kehidupan nya di masa yang datang.

Jadi buat bapak rumah tangga yang ada di luar sana, jangan menunggu pensiun untuk menjadi bapak rumah tangga, membantu pekerjaan rumah tangga sang isteri bisa kapan saja, di saat - saat senggang, gak selalu menunggu waktu libur, justru akan membuat bapak lebih paham seperti apa pengorbanan isteri di dalam mengelola managemen rumah tangga dengan jam kerja yang tidak terhingga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun