Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rendahnya Minat Membaca dan Menulis yang Menjadi Penyebab Miskin Kosakata

9 April 2024   00:25 Diperbarui: 9 April 2024   00:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan membaca buku (Foto : Tima Miroshnichenko via Pexels)

Tentu saja bukan berarti saya setuju dengan celoteh mbak Indah G yang mengatakan bahwa , Bahasa Indonesia miskin kosakata. Ternyata pak Anies Baswedan sudah pernah membahas soal ini 4 tahun lalu di salah satu saluran Youtube, pada acara podcast. 

Mungkin bukan miskin kosakata. Menurut saya, masyarakat kita masih kurang literasi dalam membaca dan menulis. 

Fakta nya, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! (Sumber : Kominfo , 10 - 2017). https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media

Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. (Sumber : Kominfo).

Jika fakta di atas di sandingkan dengan ungkapan mbak Indah G yang mengatakan bahwa , bahasa Indonesia adalah miskin kosakata. Menurut penulis pribadi, tidak tepat. 

Saya setuju dengan artikel yang saya dapat dari Kominfo bahwa, rakyat Indonesia cerewet di sosial media namun malas membaca atau minat membaca yang rendah , menjadi biang keladi miskin kosakata. Gimana mau kaya kosakata?, lah wong yang di baca saja portal berita berbasis video yang minim kata - kata. Belum lagi, tersesat dengan media - media yang memprovokasi berita palsu. Wajar saja, masyarakat kita adalah sasaran empuk berita - berita palsu bukan?.

Beruntung nya, kini, banyak juga portal media online yang meluruskan pemberitaan yang fakta dan palsu. Terkadang saya sebagai masyarakat awam, ketika membuka sosial media melihat banyak nya judul berita yang menjebak. Ketika kita klik, isi artikel nya tidak berbobot dan kadang tidak sesuai. Hanya sekedar ingin banyak di klik saja. 

Gak heran kan, komentar netizen Indonesia di sosial media sangat garang , namun miskin wawasan dan pengetahuan. Contoh kecil, soal warganet yang tidak bisa membedakan mana Sandra Dewi dan Dewi Sandra , adalah 2 orang yang berbeda dan bukan kembar. Kemudian ramai - ramai warganet menghujat Dewi Sandra , yang di kira isteri dari tersangka kasus mega korupsi 271 Triliun. 

Sudah pasti berbeda Indonesia dengan orang Eropa, yang minat membaca nya tinggi. Contoh kecil saja, saya baru - baru ini menulis mengenai, loud dan quite luxury. Orang -orang yang paham hal yang tidak umum, seperti fashion. Pun tidak luput dari literasi. Orang - orang yang mengetahui fashion dari membaca sejarah, pasti akan tercipta wawasan dan taste berbeda dari kebanyakan orang.

Misal nya, saya selaku penikmat fashion, mengagumi maha karya desainer Elsa Schiaparelli. Karena, ada sentuhan art deco dalam setiap desain busana dan aksesoris. Untuk seniman Indonesia saya penggemar berat Darbotz dan Eko Nugroho. Menurut saya, seniman yang saya sebut di atas memiliki kedalaman konsep yang kuat. 

Buat saya pribadi, saya pun harus memilah portal media mana yang harus saya baca dan percaya. Ya tentu portal media yang punya kredibilitas terpercaya. Jika di usia saya tidak banyak membaca dan menulis, niscaya, saya pasti saya akan terjebak dengan kata - kata dan tulisan kosakata yang itu - itu saja. Sehingga mempertanyakan kembali kemampuan berbahasa Indonesia saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun