Mohon tunggu...
Amelia PutriRohepi
Amelia PutriRohepi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

A learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adaptasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19

26 Februari 2021   23:15 Diperbarui: 26 Februari 2021   23:42 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi dituntun untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau online.

Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh. Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp. Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti Facebook dan Instagram. Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).

Perihal tersebut membuat sebagian negeri menetapkan kebijakan buat memberlakukan lockdown dalam rangka menghindari penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) buat menekan penyebaran virus ini. Sebab Indonesia lagi melaksanakan PSBB, hingga seluruh aktivitas yang dicoba di luar rumah wajib dihentikan hingga pandemi ini mereda. Di balik permasalahan serta keluhan tersebut, nyatanya pula ada bermacam hikmah untuk pembelajaran di Indonesia. Antara lain, siswa ataupun guru bisa memahami teknologi buat mendukung pendidikan secara online ini. Di masa disrupsi teknologi yang terus menjadi mutahir ini, guru ataupun siswa dituntut supaya mempunyai keahlian dalam bidang teknologi pendidikan. Kemampuan siswa ataupun guru terhadap teknologi pendidikan yang sangat bermacam- macam, jadi tantangan tertentu untuk mereka. Dengan terdapatnya kebijakan Work From Home (WFH), hingga sanggup memforsir serta memesatkan mereka buat memahami teknologi pendidikan secara digital bagaikan sesuatu kebutuhan untuk mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka bisa mengenali media online yang bisa mendukung bagaikan pengganti pendidikan di kelas secara langsung, tanpa kurangi mutu modul pendidikan serta sasaran pencapaian dalam pembelajaran.

Dunia pembelajaran salah satunya. Dilihat dari peristiwa dekat yang lagi terjalin, baik siswa ataupun orangtua siswa yang tidak mempunyai hp buat mendukung aktivitas pendidikan daring ini merasa kebimbangan, sehingga pihak sekolah turut mencari pemecahan buat mengestimasi perihal tersebut. Sebagian siswa yang tidak mempunyai hp melaksanakan pendidikan secara berkelompok, sehingga mereka melaksanakan kegiatan pendidikan juga bersama. Mulai belajar lewat videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi persoalan satu persatu, sampai mengapsen lewat VoiceNote yang ada di WhatsApp. Materi- materinya juga diberikan dalam wujud video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Kasus yang terjalin bukan cuma ada pada sistem media pendidikan hendak namun ketersediaan kuota yang memerlukan bayaran lumayan besar biayanya untuk siswa serta guru guna memfasilitasi kebutuhan pendidikan daring. Kuota yang dibeli buat kebutuhan internet jadi melonjak serta banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap buat menaikkan anggaran dalam sediakan jaringan internet. Perihal ini juga jadi kasus yang sangat berarti untuk siswa, jam berapa mereka wajib belajar serta gimana informasi (kuota) yang mereka miliki, sebaliknya orangtua mereka yang berpenghasilan rendah ataupun dari golongan menengah kebawah (kurang sanggup) . Sampai kesimpulannya perihal semacam ini dibebankan kepada orangtua siswa yang mau anaknya senantiasa menjajaki pendidikan daring. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu Orang Tua Siswa di wilayah Cikampke, Kab. Karawang tempat dimana KKN dilaksanakan.

Pendidikan daring tidak dapat lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet jadi salah satu hambatan yang dialami siswa yang tempat tinggalnya susah buat mengakses internet, terlebih siswa tersebut tempat tinggalnya di wilayah pedesaan, terpencil serta tertinggal. Kalaupun terdapat yang memakai jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak normal, sebab letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Perihal ini pula jadi kasus yang banyak terjalin pada siswa yang menjajaki pendidikan daring sehingga kurang maksimal penerapannya.

Dengan demikian guru dituntut sanggup merancang serta mendesain pendidikan daring yang ringan serta efisien, dengan menggunakan fitur ataupun media daring yang pas serta cocok dengan modul yang dianjurkan. Meski dengan pendidikan daring hendak membagikan peluang lebih luas dalam mengeksplorasi modul yang hendak dianjurkan, tetapi guru wajib sanggup memilah serta menghalangi sepanjang mana cakupan materinya serta aplikasi yang sesuai pada modul serta tata cara belajar yang digunakan. Perihal yang sangat simpel bisa dicoba oleh guru dapat dengan menggunakan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp sesuai digunakan untuk pelajar daring pendatang baru, sebab pengoperasiannya sangat sederhana serta gampang diakses siswa. Sebaliknya untuk pengajar online yang memiliki semangat yang lebih, dapat menngkatkan kemampuannya dengan memakai bermacam aplikasi pendidikan daring.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan pendidikan daring pada suasana pandemi Covid- 19 ini merupakan keahlian guru dalam berinovasi merancang, serta meramu modul, tata cara pendidikan, serta aplikasi apa yang cocok dengan modul serta tata cara. Kreatifitas ialah kunci sukses dari seseorang guru buat bisa memotivasi siswanya senantiasa semangat dalam belajar secara daring( online) serta tidak jadi beban psikis. Di samping itu, kesuksesan pendidikan daring sepanjang masa Covid- 19 ini bergantung pada ketertiban seluruh pihak. Oleh sebab itu, pihak sekolah/ madrasah di mari butuh membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengendalikan sistem pendidikan daring. Perihal ini dicoba dengan membuat agenda yang sistematis, terstruktur serta sederhana buat mempermudah komunikasi orangtua dengan sekolah supaya putra- putrinya yang belajar di rumah bisa terpantau secara efisien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun