Novel Manusia dan Badainya karya Syahid Muhammad menyajikan kisah yang tak hanya menyentuh emosi, tapi juga menggugah kesadaran tentang luka yang sering tersembunyi dalam diri manusia. Mengangkat isu kesehatan mental, trauma masa lalu, dan proses pemulihan diri, novel ini dipenuhi kutipan reflektif yang layak direnungkan. Berikut beberapa kutipan menyentuh beserta maknanya yang bisa menjadi pengingat untuk lebih mencintai diri sendiri.
Kutipan 1: Menolong Orang Terdekat Lebih Sulit daripada Orang Jauh
"Terkadang, kita lebih mudah menolong orang
yang jauh daripada orang-orang terdekat.
Karena dengan satu kebaikan, kita bisa merasa cukup.
Tapi orang-orang terdekat, ribuan kebaikan pun sulit
Untuk merasa telah cukup menolong mereka." (Halaman 111)
Kutipan ini menyingkap kenyataan emosional yang sering kita alami, bahwa ekspektasi terhadap orang terdekat seringkali lebih tinggi dan rumit. Berbuat baik kepada orang asing terasa cukup dan dihargai, namun terhadap orang yang kita cintai, kebaikan kita seolah harus terus-menerus dibuktikan. Kalimat ini menjadi pengingat bahwa mencintai dan menolong pun perlu batas yang sehat agar tidak menguras diri secara emosional.
Kutipan 2: Kamu Tidak Bertanggung Jawab atas Luka Orang Lain
"Karena, jika kau bertemu orang-orang yang melakukan kekerasan fisik maupun mental,
ketahuilah bahwa bukan tanggung jawabmu untuk menyembuhkannya atau pun mengubahnya.
Itu tugas dirinya sendiri, psikolog, dan psikiater." (Halaman 295)
Kutipan ini menekankan pentingnya menjaga diri saat berada dalam relasi yang merusak. Terlalu sering, kita merasa bertanggung jawab menyembuhkan orang yang menyakiti kita. Padahal, bukan tugas kita untuk memperbaiki luka yang bukan kita sebabkan. Ini adalah ajakan untuk berani melepaskan dan menyelamatkan diri, bukan terus bertahan demi perubahan yang belum tentu datang.
Kutipan 3: Cinta yang Sehat Dimulai dari Diri Sendiri
"Karena, salah satu cara menghormati dirimu sendiri
adalah dengan tidak membiarkan siapa pun semena-mena memperlakukanmu.
Orang-orang yang sudah nyaman dengan dirinya sendiri,
tahu cara mencintai dirinya sendiri dengan baik,
akan baik juga caranya untuk mencintaimu." (Halaman 296)
Kutipan ini adalah pengingat bahwa cinta sejati tidak lahir dari kekosongan. Orang yang mencintai dirinya dengan sehat, akan mencintaimu dengan cara yang juga sehat. Sebaliknya, jika seseorang belum berdamai dengan dirinya, cintanya pun bisa menyakitimu. Mencintai diri sendiri adalah bentuk penghormatan yang penting sebelum membuka hati untuk orang lain.
Manusia dan Badainya karya Syahid Muhammad tidak hanya bercerita, tetapi juga merangkul pembaca yang mungkin tengah berjuang dengan luka dan badai hidupnya. Melalui kutipan-kutipan yang sederhana namun dalam, novel ini mengajak kita merenung: tentang batas dalam mencintai, pentingnya memulihkan diri, dan keberanian untuk memilih sehat meski harus melepas. Sastra, dalam bentuknya yang paling jujur, bisa menjadi cermin, teman, sekaligus pengingat.