Mohon tunggu...
AMELIA
AMELIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sekedar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menilik Alasan Childfree, Bagusnya Punya Anak atau Tidak?

13 Februari 2023   21:17 Diperbarui: 13 Februari 2023   21:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena Childfree cukup tabu ditelinga masyarakat Indonesia. Namun Childfree sudah lumrah di eropa dan berkorelasi dengan pendidikan perempuan. Childfree merupakan kesepakatan pasangan suami istri untuk tidak memiliki anak secara sukarela. Childfree terbagi 2 yakni childfree sementara dan childfree selamanya. Childfree sementara merupakan menunda untuk memiliki anak karena alasan tertentu. Seperti urusan perkuliahan, pekerjaan. Childfree selamanya merupakan alasan seseorang untuk hidup bebas, tanpa mendengar tangisan bayi, atau dengan latar belakang masa lalu kelam sehingga takut jika bayinya terluka.

Menurut victoria 5 alasan perempuan memilih childfree:

1. Masalah fisik

Adanya suatu penyakit menyebabkan pasangan untuk tidak memiliki anak karena berbahaya akan kesehatan mereka dan juga keselamatan bayi yang dilahirkan.

2. Psikologis

Kesiapan mental menjadi faktor penting untuk menjadi seorang Ibu. Sekarang ini banyak kasus baby blues. Baby blues adalah gangguan psikologi yang dialami ibu yang sudah melahirkan ditandai dengan sikap murung dan sulit menerima kehadiran bayi. Baby blues juga menghambat perkembangan sang bayi.

3. Ekonomi

Faktor ekonomi sangat berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dimana seorang anak memerlukan asupan gizi yang berkualitas, pendidikan, asuransi kesehatan dan lain sebagainya. Semua hal tersebut memerlukan faktor pendukung ekonomi yang besar. Jadi banyak pasangan memilih untuk menunda ataupun memilih untuk tidak memiliki anak.

4. Lingkungan hidup (overpopulasi)

Diperkirakan total penduduk Indonesia terus meningkat naik tajam hingga 341 juta orang pada tahun 2050. Untuk meminimalisir overpopulasi makan banyak pasangan suami istri untuk memilih tidak mempunyai anak. Meningkatnya populasi dunia sedangkan sumber daya alam/ketersediaan energi semakin menipis. Solusinya perlunya penyeimbangan agar tidak terjadi overpopulasi.

5. Alasan personal

Manusia modern menginginkan sebuah kebebasan, terutama perempuan agar tercapainya kesetaraan gender.

Namun fenomena childfree akan berdampak dimasa depan, jika semua orang melakukan childfree negara  akan kekurangan manusia usia produktif. Akan tetapi perempuan yang tidak memiliki anak tidak menurunkan kodratnya sebagai perempuan.

Disatu sisi, banyak masyarakat kontra terhadap childfree. Ada beberapa alasan yang menurut mereka perlunya mempunyai anak. Alasan seseorang memiliki anak sebagai berikut:

1. Anak sebagai investasi masa depan

2. Menemani dihari tua

3. Menunjukkan identitas orang tua

4. Pendamping orangtua jika salah satunya meninggal

5. Meneruskan nama keluarga.

Dengan terbentuk keluarga termasuk ayah, ibu dan anak keluarga akan terasa tentram dan nyaman dengan adanya kasih sayang.  

Kesimpulannya yaitu semuanya tentang pilihan hidup. Pilihan hidup didasari oleh rasa yakin dan tanggungjawab terhadap suatu hal. Memiliki anak ataupun tidak memiliki dengan alasan tertentu harusnya di hargai tanpa merendahkan antar pilihan. Seorang yang memilih punya anak dengan didasari oleh tangungjawab akan membentuk anak yang benar-benar berkualitas, sehingga anak tidak merasa diabaikan. Sedangkan untuk pasangan memilih childfree tentunya mempunyai alasan  berdasarkan situasi dan kondisi yang dialami oleh mereka. 

Mengenai dampak pada masyarakat, tidak terlalu memilih dampak. Pasangan yang memilih childfree tidak bisa mengontrol omongan masyarakat terhadap pilihan mereka. Tetapi, perlunya sikap menghargai, karena pilihan childfree ini bergantung paada situasi dan kondisi pasangan.

Penulis: Amelia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun