Mohon tunggu...
Ameilia Serlinur Latifa
Ameilia Serlinur Latifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Be a warior not a worier

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Korban Selalu Perempuan atau Perempuan Selalu Korban dalam KDRT?

4 Oktober 2022   22:50 Diperbarui: 4 Oktober 2022   22:59 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah KDRT akhir-akhir ini sering menghiasi telinga masyarakat. Berita terkait KDRT sangat marak digaungkan, baik dibincangkan di tengah masyarakat bahkan diberitakan di berbagai media. Baik media televisi bahkan media sosial. Istilah KDRT sudah sangat tidak asing lagi di dunia rumah tangga. 

Namun, apa KDRT itu? Tidak tabu lagi, KDRT merupakan akronim dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yaitu tindakan kekerasan yang dilakukan salah satu anggota keluarga di dalam rumah tangga yang dapat melukai dan menyakiti anggota keluarga yang lain.

Namun tak jarang masyarakat heran dan bertanya-tanya, mengapa setiap KDRT hampir selalu menjadikan perempuan sebagai korban kekerasan?

Menurut Poewandari dalam Luhulima dengan bukunya yaitu Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahannya terdapat beberapa faktor yang menjadi salah satu latar belakang perempuan lebih sering bahkan selalu menjadi korban tindakan KDRT yakni:

1. Lak-laki secara fisik lebih kuat dari pada perempuan dan ada kemungkinan tingkat agresivitas yang tinggi memiliki dasar biologis pula. Dalam masyarakat laki-laki juga dibiasakan untuk melatih menggunakan fisiknya sekaligus berkelahi, menggunakan senjata dan menggunakan intimidasi kekuatan sejak masa kanak-kanak.

2. Dalam masyarakat ada tradisi panjang mengenai dominasi laki-laki terhadap perempuan, dan toleransi penggunaan kekuatan oleh laki-laki. Tradisi tersebut tertampilkan melalui film, pornografi, musik rok, dan media pada umumnya.

3. Realitas ekonomi memaksa perempuan untuk menerima penganiayaan dari orang pada siapa dia bergantung.

Di kutip dari sebuah artikel yang dimuat dalam link Good doctor, di sana juga menyebutkan faktor-faktor penyebab kekerasan rentan terjadi pada perempuan. 

Dalam artikel tersebut juga mengutip dari sebuah penelitian di SAGE Journals, dominasi laki-laki dalam sebuah hubungan kerap kali menjadi pemicu kekerasan.

Satu publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat juga menyebutkan, adanya ketimpangan 'power' antara laki-laki dan perempuan bisa menjadi pemicu kekerasan. Ini tak lepas dari stereotip yang beredar di tengah masyarakat bahwa laki-laki lebih kuat dibanding perempuan.

Selain gender power imbalance, ada beberapa faktor yang sering kali membuat perempuan menjadi korban kekerasan, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun