Mohon tunggu...
Shita R.Rahutomo
Shita R.Rahutomo Mohon Tunggu... Administrasi - perempuan penyuka traveling, seni, masak dan kuliner juga hujan

Officer, menulis, gila baca, traveling, blogger, makan dan masak enak, ingin jadi ibu yang baik dan bermanfaat bagi sesama, pemimpi,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mari, Menjadi Bagian dari Gerakan "Save The Food"!

30 Agustus 2018   18:57 Diperbarui: 31 Agustus 2018   17:51 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamuan Makan photo by Shita Rahutomo

Kita adalah manusia berhati nurani. Manusia berpendidikan dan memiliki akal pikiran untuk berpikir jernih. Mari mulai dari diri kita sendiri belajar menahan diri untuk mengambil makanan di luar kemampuan kita menghabiskannya. Jangan manjakan perilaku buruk lapar mata!

Bijaklah dalam belanja makanan. Para petani bersusah payah menanam padi, para buruh di lahan pertanian bekerja keras dipanggang terik mentari dari pagi dengan upah yang hanya cukup mereka genggam untuk hidup sehari. Para pekerja anak disandera di tengah laut bekerja siang malam membersihkan ikan dan tak tahu kapan bisa pulang. Pemerintah menggelontorkan triliunan rupiah untuk subsidi pupuk, tanah teracuni oleh pupuk kimia yang membuatnya menjadi gersang, ribuan hektar hutan tropis dibakar dan digunduli demi menanam sawit dan kita dengan ringannya dan tanpa bersalah membuang makanan begitu saja.

Ini bukan pemikiran lebay. Semua hal itu saling berkaitan. Jadi, ayo mulai dari diri sendiri untuk tak menyia-nyiakan makanan. Bertanggung jawab pada makanan yang kita ambil. Didiklah anak-anak kita untuk melakukan hal yang sama. 

Berikan pemahaman dan pengertian. Kita sebarkan kebiasaan baik ini pada teman dan saudara melalui medsos yang kita miliki agar tak selalu bicara tentang capres dan cawapres. Ada banyak agenda penting di negara ini yang kita bisa menjadi salah satu bagian darinya.

Jadi apa saja langkah yang bisa kita lakukan untuk membantu program "Save The Food" ini?

  1. Ukur kemampuan perut menerima makanan. Jika hanya bisa menghabiskan bubur ayam porsi maka cukuplah pesan sejumlah itu. Jika si abang menghargainya sama, ikhlaskan saja, anggap sedekah. Berapa sih keuntungannya dari jualan bubur?
  2. Rem keinginan mengumpulkan makanan saat menghadiri perjamuan atau saat menginap di hotel. Jika kita tertarik merasakan semua makanan yang ada, maka ambillah dalam porsi yg sangat kecil dari masing-masing sehingga memenuhi rasa penasaran akan makanan yang tersaji.
  3. Jika ke restoran dan anak memesan makanan dalam jumlah yang anda yakin ia tak mampu menghabiskannya hanya karena terlihat menarik di buku menu, tegur, beri pengertian dan konsekuensi jika ia bersikeras minta menu tersebut atau pesankan setengah porsi.
  4. Sebelum mulai makan pisahkan dulu setengah porsi makanan agar ketika kita tak mampu menghabiskannya kita bisa minta pelayan membungkusnya untuk dimakan lagi nanti. Jangan merasa malu untuk niat baik seperti ini meskipun para pelayan itu memberikan tatapan yang menyebalkan.Jika makin banyak orang yang melakukannya maka akan semakin banyak restoran yang akhirnya memahami niat baik ini.
  5. Jika anda seorang yang tak menyukai satu bahan makanan tertentu, sampaikan pada pelayan saat memesan makanan jadi anda terhindar dari membuang makanan atas alasan selera.
  6. Saat akan masak, hitung bahan makanan dalam jumlah yang pas sesuai jumlah orang yang akan masak. Makanan sekali santap juga lebih enak rasanya dibanding yang harus dipanaskan berulangkali dan nilai gizinya lebih terjaga.
  7. Jika saat beli makanan yang bisa dibawa pulang (takeaway) usahakan dengan memakai wadah sendiri sehingga mengurangi penggunaan sampah kertas, plastik dan sebagainya.

Enam langkah sederhana di atas pasti gampang untuk dilaksanakan selama kita punya kemauan untuk melaksanakannya. Yuk, mari semuanya jadi bagian dari gerakan "Save The Food" ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun