Mohon tunggu...
Amara Febrianida Istigfari
Amara Febrianida Istigfari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

1104620077 - Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Program Bimbingan Konseling untuk Kesehatan Mental Siswa di Sekolah, Sudah Efektifkah?

24 Oktober 2021   21:34 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:05 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah bisa dikatakan sebagai rumah kedua bagi para pelajar, tak jarang mereka lebih banyak menghabiskan waktu dan berinteraksi di lingkungan sekolah daripada di rumah. Hal tersebut menjadikan lingkungan sekolah termasuk dalam salah satu faktor yang akan mempengaruhi perilaku dan kondisi psikis siswa. 

Untuk dapat memenuhi kewajiban belajar secara maksimal, pastinya dibutuhkan dukungan dari kondisi kesehatan, bukan hanya kesehatan fisik namun juga kesehatan pada mental dan pikiran. Kondisi mental yang sehat akan membantu meningkatkan motivasi belajar siswa untuk bisa fokus dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 

Meningkatkan kondisi mental yang sehat dalam diri siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dengan keberadaan program sekolah yang sudah banyak dikenal masyarakat yaitu, Bimbingan Konseling (BK). Namun, apakah program ini sudah bisa di nilai efektif? Berikut pembahasannya. 

Foto : Dok Pribadi Iqbal Maulana
Foto : Dok Pribadi Iqbal Maulana
Iqbal Maulana, Siswa kelas XII SMA Al - Kamal menyatakan pendapatnya bahwa, “Keberadaan Bimbingan Konseling di sekolah saya lebih berfokus pada tindakan represif saja seperti tindak lanjut dari pelanggaran dan hal-hal lain yang sifatnya memberi hukuman efek jera. Kalau dalam tindak pencegahan apalagi tentang kesehatan mental masih sangat kurang.” 

Foto : Dok Pribadi Fikri Alfiansyah
Foto : Dok Pribadi Fikri Alfiansyah

”Kalau dibilang efektif mungkin standar ya. Tapi saya pribadi belum terlalu percaya dan nyaman untuk melakukan konsultasi tentang Kesehatan mental dengan Bimbingan Konseling di sekolah.” Tambah Fikri Alfiansyah, Murid kelas XI SMA 1 Cikarang. 

Berdasarkan pernyataan tersebut, terlihat beberapa siswa masih merasakan adanya kekurangan dari kegiatan Bimbingan Konseling di sekolah mereka. Faktor tersebut menjadi tantangan bagi pihak sekolah untuk menjadi sarana penyelesaian berbagai permasalahan yang dialami oleh para siswa. 

Tujuan awal dibentuknya program Bimbingan Konseling adalah karena sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Ketika siswa memiliki hambatan dalam belajar, guru Bimbingan Konseling diperlukan untuk memberikan penanganan. 

Foto : Dok Pribadi Tiara Nabila
Foto : Dok Pribadi Tiara Nabila

“Guru BK utamanya tidak hanya berfokus pada siswa yang bermasalah, namun kita juga dipersiapkan untuk dapat memberikan bimbingan secara mental bagi siswa yang berprestasi agar bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasinya. Begitu juga dengan anak yang dinilai kurang dalam hal akademik biasanya akan dibantu supaya mereka lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar.” Jelas Tiara Nabila, mahasiswa prodi Bimbingan Konseling, Universitas Indraprasta PGRI. 

Hal paling utama dalam hubungan antara guru dan siswa saat kegiatan konseling adalah rasa percaya dan keterbukaan sehingga menciptakan suasananya nyaman untuk melaksanakan kegiatan konseling. 

“Dalam Bimbingan Konseling juga siswa dibiasakan untuk memiliki kebebasan dalam menentukan keputusan. Artinya guru BK hanya akan mendengarkan dan memberikan solusi maupun saran, nantinya mereka sendiri yang akan menentukan hal mana yang baik dan sesuai untuk kebaikan mereka.” tambah Tiara Nabila dalam penjelasannya. 

Efektif atau tidaknya kegiatan Bimbingan Konseling dalam meningkatkan mental sehat ini sebenarnya bisa dilihat dari bagaimana cara tepat guru BK dalam penanganan dan menjaga hubungan baik dengan siswa. Artinya, tiap sekolah memiliki kualitas konselor yang berbeda-beda. 

Karena kenyataanya program yang dipersiapkan sudah baik hanya saja masih kurang berfokus ke arah preventif atau pencegahan dan juga kurangnya kemampuan guru BK dalam mengambil hati para siswa agar merasa nyaman melakukan konseling, sehingga perlu adanya perencanaan program-program edukasi kesehatan mental peningkatan kualitas dari guru BK itu sendiri.  

Diharapkan kedepannya keberadaan Bimbingan Konseling dapat menjadi wadah yang tepat untuk menangani maupun membentuk mental dan perilaku yang baik pada semua siswa tanpa ada pengecualian, sehingga dapat memajukan kualitas Pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun