Mohon tunggu...
Amara Fasya Ramadhani
Amara Fasya Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Yogyakarta

tertarik dengan dunia kepenulisan dan tarik suara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Attachment" Penentu Hubungan Seseorang dengan Dunia

2 Januari 2023   08:06 Diperbarui: 2 Januari 2023   08:10 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Later relationship cenderung merupakan kelanjutan dari gaya attachment awal karena perilaku figur attachment utama awal membentuk internal working models yang mengarahkan anak untuk mengharapkan hal yang sama pada later relationship mereka. Dengan kata lain akan ada kesinambungan antara pengalaman attachment awal dan later relationship yang dikenal sebagai hipotesis kontinuitas. Menurut hipotesis kontinuitas, pengalaman dengan figur attachment masa kanak-kanak dipertahankan dari waktu ke waktu dan digunakan untuk memandu persepsi dunia sosial dan interaksi di masa depan dengan orang lain.

Internal working models dibentuk oleh anak sejak bulan pertama kehidupannya, dimana berisi tentang bagaimana figur attachment anak berperilaku terhadap dirinya dalam berbagai situasi dan model yang dibentuk berdasarkan apa yang sudah ia alami dan akan berlangsung untuk seumur hidup (Sanjaya, 2016). Hal tersebut membuat anak memiliki pandangan tentang konsep diri dan bagaimana memandang orang lain. Menurut Hazan & Shaver (1994) sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bowlby ini, internal working models akan menjadi panduan bagaimana anak akan berpikir, merasa, dan berperilaku terhadap relasinya dengan orang lain di kemudian hari.

Jenis-jenis attachment

Attachment style memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari seperti menentukan kemampuan untuk mengkomunikasikan emosi dan kebutuhan kepada pasangan, teman, dan keluarga, menentukan kemampuan dan cara seseorang dalam menanggapi konflik, membentuk harapan dan ekspektasi tentang hubungan yang dijalani. Pengaruh baik dan buruknya bergantung pada gaya attachment yang dimiliki seseorang. Attachment style dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Secure Attachment 

Seseorang yang memiliki gaya attachment 'aman' cenderung memiliki self-image positif dan memandang orang lain dengan positif pula, artinya mereka memiliki harga diri dan harapan yang tinggi yang diterima dan diberi respon oleh orang lain. 


Attachment ini terjadi karena orang tua memenuhi kebutuhan emosional anaknya. Anak-anak yang gaya attachment-nya adalah secure, umumnya sangat marah ketika pengasuh atau orang tua pergi dan bahagia saat mereka kembali. Saat ketakutan, anak dengan secure attachment style akan mencari kenyamanan dari orangtua atau pengasuhnya. Gaya attachment aman ini cenderung mirip dengan pola asuh authoritative dimana orang tua peka terhadap kebutuhan anaknya dan tidak menekankan hukuman dalam mengasuh anak, orang tua memperlakukan anaknya dengan kehangatan, kebaikan, dan keintiman tetapi tetap menetapkan batasan-batasan bagi sang anak.

Orang-orang dengan secure attachment biasanya menunjukkan keterbukaan dalam mengungkapkan emosi dan pikiran dengan orang lain dan merasa nyaman untuk bergantung pada bantuan orang lain, mereka juga akan merasa nyaman dengan orang lain yang bergantung pada mereka. Orang dewasa yang menunjukkan secure attachment sangat menghargai hubungan mereka dan menganggap bahwa hubungan sangat berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Mereka siap untuk menerapkan gaya attachment yang mereka dapatkan dari hubungan sebelumnya.

Mereka yang memiliki secure attachment mampu menilai orang dan peristiwa secara objektif dan memberikan nilai positif pada hubungan secara umum. Mereka mencirikan hubungan romantis yang terpenting adalahi bahagia dan saling percaya. Mereka mampu mendukung pasangannya meskipun ada kesalahan yang dilakukan pasangannya. Hubungan mereka juga cenderung bertahan lebih lama. Mereka percaya bahwa meskipun perasaan romantis dapat bertambah dan berkurang, cinta romantis tidak akan pernah pudar.

2. Anxious / ambivalent (preoccupied) attachment

Seseorang dengan gaya attachment ini memiliki self-image yang negatif tetapi memandang orang lain dengan positif, artinya mereka merasa bahwa dirinya tidak berharga tetapi menganggap dan melihat orang lain secara positif. Mereka memiliki tendensi ketergantungan yang tinggi dan sifat menghindar yang rendah. Mereka merasa bahwa dirinya tidak layak untuk dicintai, tetapi memandang orang lain secara positif, sehingga mencari penerimaan diri mereka melalui penilaian orang lain (Ariastuti, 2011).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun