Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku, Sepercik Rupa

27 Juli 2021   18:01 Diperbarui: 27 Juli 2021   18:13 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syairku adalah tetesan-tetesan luka yang tak mewujud rupa
Bait-ku adalah nanar-nanar duka yang mengundang isak tangis semesta 

Sedangkan aku, sepercik rupa yang masih mencari suaka di tengah terang terbitnya surya. 

Tiap kali imajiku mengepak ke atas langit yang bening, ingin mengecap secawan angan di angkasa. Tempat surga bertahta bagi mereka yang mendaku Tuhan. Namun apa akal, usiaku tak cukup purna.
Ilhamku rabun seketika. Membuatku terlempar ke liang lahat kedurjanaan. Remuk  terkurung bisu. 

Sesekali ku usap cakrawala gelap dari balik jendela kusam, lebat hujan justru meluapkan rindu dan duka yang mengalun. 

Aku terus mengarus diri
mengarungi musim yang gundah dicoret dari sketsa mati. 

Sempat aku menerka, habis sudah syairku tuk melukis rupa bagi jiwa yang retak ini. Dengan semua luka yang tak habisnya berkisah di antara bait dan musim yang terus pergi. 

Sunyi, 25/07/2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun