Terkadang di tengah keramaian yang selalu berkeliaran di dalam balok mataku,
aku rindu akan suara angin yang mengantarku kepada alam kesunyian,
yang penuh dengan kedamaian.
Terkadang di tengah kecemasan yang melingkar di dalam pori-pori tubuh dan nafasku,
aku rindu akan sentuhan air yang mengantarku ke tepi muara yang tenang,
yang penuh dengan kepastian.
Terkadang setelah aku berada di d(alam) kesunyian yang penuh dengan kedamaian itu,
dan di d(alam) muara yang penuh dengan kepastian itu,
aku merindukan suara-Mu yang mengantarku kembali kepada keramaian dan kecemasan yang tak lagi berkeliaran di dalam balok mataku dan melingkar di dalam pori-pori tubuh dan nafasku,
hingga angin dan air tak lagi bersuara dan menyentuhku.